Kegiatan survei biodiversitas ini dilakukan oleh Yayasan Palung bekerjasama dengan Fauna Flora Internasiol-Indonesia Program. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu pekan (tanggal 7 hingga 13 Agustus 2022).
Menariknya, selama mereka melakukan survei, tidak sedikit aneka biodiversitas yang mereka dijumpai, seperti; tumbuhan dan satwa.
Adapun tumbuhan yang mereka jumpai seperti pohon medang yang sedang berbuah. Buah medang merupakan salah satu pakan orangutan. Ada pula pohon beringin pencekik tumbuh besar.
Selain itu, mereka menjumpai 25 sarang orangutan di dua wilayah hutan hutan desa (Penjalaan dan Rantau Panjang). Mereka berjumpa pula dengan beberapa jenis burung enggang, burung kengkareng perut putih yang baru pertama kali mereka jumpai di Hutan Desa Rantau Panjang. Enggang lainnya yang mereka jumpai seperti enggang badak dan enggang kelihingan.
Lihat Juga :
Mereka pun ada bersua dengan pelanduk napu, babi hutan, beruk, tarsius, ular viper dan bajing kerdil telinga hitam.
Di sela-sela mereka survei, mereka juga menyempatkan diri untuk mengisi waktu luang dengan memancing. Beberapa ikan yang berhasil mereka dapatkan seperti ikan lele rawa gambut.
Narasi : Pit
Video : Erik
(Yayasan Palung)
Kegiatan patroli ini dilaksanakan di dalam kawasan lindung hutan yang juga merupakan kawasan hutan desa Penjalaan Kecamatan Simpang Hilir, Kayong Utara. Kegiatan ini dilakukan selama sembilan hari (20 -28/8/ 2022).
Pelaksanaan patrol ini dilakukan oleh tim smart patrol Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Simpang Keramat di dampingi oleh Yayasan Palung dan di support oleh Fauna Flora Internasiol-Indonesia Program
Pada patroli kali ini adalah untuk pengamanan kawasan serta monitoring biodiversitas yang ada di kawasan hutan desa.
Banyak temuan yang dijumpai oleh tim patroli salah satunya orangutan, burung enggang, kelempiau dan dijumpai pula jejak trenggiling.
Selain itu anggota juga menjumpai jerat babi atau rusa yang masih aktif dan langsung dimusnahkan oleh tim patrol.
Keberadaan hutan desa ini merupakan habitat orangutan dan satwa liar lainnya yang dilindungi oleh undang-undang.
Lihat juga :
Oleh sebab itu pengamanan kawasan sangat perlu ditingkatkan melalui kegiatan patroli yang lebih insentif.
Uapaya tersebut tentunya harus didukung oleh semua pihak karena keberadaan hutan merupakan sumber kehidupan bagi satwa liar yang memberikan manfaat sangat besar bagi umat manusia.
Video & Tulisan : Hendri Gunawan
(Yayasan Palung)
Namanya Manis javanica
Tak pernah berprilaku tercela
Selalu ceria mencari Semut yang ada
Bijaksana dalam menjaga alam raya
Tak Pernah merugikan kehidupan manusia
Apalagi berbuat semaunya
Namun si manis ditindak seakan tidak berdaya
Terpaksa asing dari habitatnya
Diburu dan dibunuh untuk kepuasan manusia
Punah ada di depan mata
Manis memang tak Semanis namanya
Manusia pun tertawa menatap nasibnya
Tak peduli alam terganggu dalam diri hanya memburu
Seperti halnya serdadu tak berbelas hati kepada musuh sejati
Yang terpikir hanya menang atau mati
Si manis memang tak semanis namanya
Tak jarang meregang nyawa dalam mitos manusia
Yang katanya menjadi obat bila dimakan dagingnya
Walau pelaku berakhir di penjara
Si manis tetap terancam jiwa raganya
Akhirnya menjadi punah dan tiada.
Puisi karya : Mahendra
Semua Rangkaian kegiatan memperingati (merayakan) WOD 2022 telah dilakukan oleh Yayasan Palung bersama dengan Relawan dan mitra kerja. Kegiatan ini dilakukan di Ketapang dan Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Seperti diketahui, setiap tanggal 19 Agustus diperingati sebagai World Orangutan Day (Hari Orangutan Sedunia). World Orangutan Day (WOD) atau disebut pula International Orangutan Day (IOD) diperingati untuk mendorong masyarakat melestarikan salah satu spesies luar biasa yaitu Orangutan, Orangutan adalah salah satu primata atau satwa yang terancam punah keberadaannya.
Dalam rangka WOD tersebut, Relawan Konservasi Taruna Penjaga Alam (RK-TAJAM) dan Relawan Bentangor untuk Konservasi (REBONK) yang merupakan binaan Yayasan Palung (YP) melakukan serangkaian kegiatan. Tahun ini, tema Besar WOD adalah : “Orangutan Hidupnya di Hutan”.
Kegiatan WOD 2022 Di Ketapang
Pada hari Jumat (19/8/2022), Program Pendidikan Lingkungan YP dan RK-TAJAM melakukan kegiatan kampanye kepada masyarakat dan anak muda di Ketapang dengan membuat lomba dengan tema : “Gerakan Kemerdekaan Orangutan.” Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak muda Kabupaten Ketapang tentang pentingnya peranan Orangutan bagi peradaban manusia.
Foto-foto kegiatan :
Adapun serangkaian kegiatan yang dilakukan di Taman Kota Ketapang tersebut, seperti; Lomba Mewarnai, Lomba Puzzel untuk anak-anak tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Quiz Orangutan dan Tebak Gambar untuk anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD). Adapun sekolah yang mengikuti kegiatan WOD kali ini adalah dari TK Kemala Bhayangkari, SDN 02 Delta Pawan dan SDN 14 Delta Pawan.
(Dokumen Foto : Pit YP & Danda/RK-Tajam).
Selain itu, ada pula Puppet Show (pertunjukan boneka) dan menyanyikan Lagu Si Pongo, kata Haning Pertiwi, selaku Pembina Relawan RK-TAJAM. Kegiatan akan dimulai pukul 07.00 WIB hingga selesai.
Selain itu, “LUTUNG” Forum Studi Primata dari Fakultas Biologi Universitas Nasional yang merupakan mitra dari Yayasan Palung melakukan kegiatan edukasi “Lutung Goes to School” dengan tema “Orangutan Tinggal di Hutan”.
Kegiatan ini didukung oleh Forum Orangutan Indonesia (FORINA) dan Pusat Riset Primata Universitas Nasional (PRP UNAS).
pada Senin (22/8/2022), Kegiatan edukasi atau lecture (ceramah lingkungan) dilakukan oleh Seno Wicaksono, Tasya Azzahra Priandani dan dan Akil Rahmadana, mahasiswa Biologi Universitas Nasional di SMA Pangudi Luhur St. Yohanes Ketapang.
Sedangkan kesempatan kedua, pada Selasa (23/8/2022), kegiatan lecture disampaikan oleh Tasya Azzahra Priandani, Seno Wicaksono dan Akil Rahmadana mahasiswa Biologi Universitas Nasional di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang.
Adapun materi yang disampaikan pada kesempatan tersebut adalah materi tentang Orangutan. Pada kesempatan tersebut, peserta lecure dibagikan kalender WOD 2022 dan majalah MIaS Yayasan Palung.
Kegiatan WOD 2022 Di Kayong Utara
Kegiatan WOD 2022 di Kabupaten Kayong Utara dilakukan oleh Program PL YP bersama REBONK dalam rangka merayakan Hari Orangutan Sedunia 2022 dengan melakukan kegiatan selama dua hari, Sabtu sampai Minggu, (20-21/8/2022).
Riduwan, Asisten Program Pendidikan Lingkungan dan Media Kampanye Yayasan Palung sekaligus juga Pembina REBONK, mengatakan, karena kita memperingati WOD setiap tanggal 19 Agustus. Mengapa kegiatan ini dilakukan di Hutan Desa Padu Banjar, pertama, kita mengenalkan Hutan Desa binaan YP kepada Relawan, selain Relawan, kita juga mengundang Sispala Generasi Muda Pencinta Alam (GARDA PENA) dari SMAN 2 Simpang Hilir dan Gerakan Remaja Pecinta Alam (GREPALA) dari SMAN 3 Simpang Hilir.
“Selain itu, serangkaian kegiatan yang dilakukan diantaranya penyampaian materi tentang hutan gambut dan diskusi tentang WOD. Untuk materi tentang Hutan Gambut yang rencananya akan disampaikan oleh Samsidar, selaku ketua Ketua LPHD Banjar Lestari, Padu Banjar.
Sedangkan kegiatan diskusi, diantaranya adalah kaitan/hubungan WOD dan konservasi, hubungan relawan dan sispala serta hubungan dengan hutan desa yang akan disampaikan oleh Widiya dan Simon Tampubolon.
Selanjutnya, kegiatan yang akan dilakukan adalah penanaman pohon bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Banjar Lestari, Desa Padu Banjar, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, di lokasi Hutan Desa Banjar Lestari, kata Riduwan.”
Setidaknya ada 100 bibit pohon yang ditanam. Penanaman pohon dilakukan di eks lahan kebakaran di Wilayah Hutan Desa Padu Banjar yang luas Hutan Desanya 2883,54 ha.
Saat penanaman pohon di lahan eks kebakaran Hutan Desa. (Foto : Riduwan/Yayasan Palung).
Ketua LPHD, Samsidar berterima kasih kepada YP, REBONK dan teman-teman dari GARDA PENA (SMAN 2 Simpang Hilir) dan GREPALA (SMAN 3 Simpang Hilir) karena telah melakukan penanaman pohon di eks kebakaran hutan desa.
Seperti diketahui, setengah luasan hutan di wilayah hutan desa tersebut, pernah terbakar pada tahun 2015 silam. Lahan eks kebakaran tersebut harus terus menerus dilakukan reboisasi dari tahun ke tahun, kata Hendri Gunawan, Koordinator Program Hutan Desa Yayasan Palung.
Tulisan ini sebelumnya dimuat di : https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/6305cebe3adb471d556a66b2/peringati-hari-orangutan-sedunia-2022-ini-yang-dilakukan-yayasan-palung-bersama-para-pihak?page=2&page_images=1
Penulis : Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Setiap tanggal 19 Agustus diperingati sebagai World Orangutan Day (Hari Orangutan Sedunia). World Orangutan Day (WOD) atau disebut pula International Orangutan Day (IOD) diperingati untuk mendorong masyarakat melestarikan salah satu spesies luar biasa yaitu Orangutan, Orangutan adalah salah satu primata atau satwa yang terancam punah keberadaannya.
Dalam rangka WOD tersebut, Relawan Konservasi Taruna Penjaga Alam (RK-TAJAM) dan Relawan Bentangor untuk Konservasi (REBONK) yang merupakan binaan Yayasan Palung (YP) melakukan serangkaian kegiatan.
Di Ketapang, Jumat (19/8/2022), RK-TAJAM akan melakukan kegiatan kampanye kepada masyarakat dan anak muda di Ketapang dengan membuat lomba dengan tema : “Gerakan Kemerdekaan Orangutan.” Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak muda Kabupaten Ketapang tentang pentingnya peranan Orangutan bagi peradaban manusia.
Adapun serangkaian kegiatan yang bertajuk WOD festival tersebut akan melakukan serangkaian kegiatan. Kegiatan rencananya akan dilakukan oleh Program Pendidikan Lingkungan YP di Taman Kota Ketapang, antara lain seperti; Lomba Mewarnai, Lomba Puzzel untuk anak-anak tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Quiz Orangutan dan Tebak Gambar untuk anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD). Selain itu, ada Puppet Show (pertunjukan boneka) dan menyanyikan Lagu Si Pongo, kata Haning Pertiwi, selaku Pembina Relawan RK-TAJAM. Kegiatan akan dimulai pukul 07.00 WIB hingga selesai.
Sedangkan di Kabupaten Kayong Utara, Relawan Bentangor untuk Konservasi (REBONK) dalam rangka merayakan Hari Orangutan Sedunia 2022 akan melakukan kegiatan selama dua hari (Sabtu sampai Minggu, 20-21 Agustus 2022).
Menurut Riduwan, selaku Asisten Program Pendidikan Lingkungan dan Media Kampanye Yayasan Palung sekaligus juga Pembina REBONK, mengatakan, karena kita memperingati WOD setiap tanggal 19 Agustus. Mengapa kegiatan ini dilakukan di Hutan Desa Padu Banjar, pertama, kita mengenalkan Hutan Desa binaan YP kepada Relawan, selain Relawan, kita juga mengundang Sispala dari SMAN 2 Simpang Hilir dan SMAN 3 Simpang Hilir.
“Selain itu, serangkaian kegiatan yang dilakukan diantaranya penyampaian materi tentang hutan gambut dan diskusi tentang WOD. Untuk materi tentang Hutan Gambut yang rencananya akan disampaikan oleh Samsidar, selaku ketua Ketua LPHD Banjar Lestari, Padu Banjar. Sedangkan kegiatan diskusi, diantaranya adalah kaitan/hubungan WOD dan konservasi, hubungan relawan dan sispala serta hubungan dengan hutan desa yang akan disampaikan oleh Widiya dan Simon Tampubolon.
Selanjutnya, kegiatan yang akan dilakukan adalah penanaman pohon bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Banjar Lestari, Desa Padu Banjar, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, di lokasi Hutan Desa Banjar Lestari, kata Riduwan.”
Penanamam tersebut akan dilakukan di eks lahan kebakaran di Wilayah Hutan Desa Padu Banjar yang luas Hutan Desanya 2883,54 ha.
Seperti diketahui, setengah luasan hutan di wilayah hutan desa tersebut, pernah terbakar pada tahun 2015 silam. Lahan eks kebakaran tersebut harus terus menerus dilakukan reboisasi dari tahun ke tahun, kata Hendri Gunawan, selaku Koordinator Program Hutan Desa Yayasan Palung.
Tulisan ini sebelumnya dimuat di Kompasiana https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/62fde89aa1aeea1c146680e3/ini-yang-dilakukan-oleh-relawan-muda-yp-dalam-rangka-hari-orangutan-sedunia
Penulis : Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Kegiatan ini terdiri dari pemasangan alat pengukur suhu, pengukur curah hujan, bioakustik dan kamera trap di kawasan lindung Hutan Desa (HD), Hutan Desa Pemangat dan Nipah Kuning. Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari (tanggal 9-11/8/2022).
Kegiatan pertama dilakukan di Hutan Desa Alam Hijau, desa Pemangkat dan di hari ke 2 dan ke 3 dilakukan di hutan desa Hutan Bersama desa Nipah Kuning. Beberapa kegiatan diantaranya adalah pemasangan kamera trap, bioakustik dan pengukuran suhu.
Koordinator Program Hutan Desa, Hendri Gunawan, mengatakan, adapun tujuan dari pemasangan kamera trap, bioakustik dan pengukuran suhu ini memiliki tujuan diantaranya adalah untuk membandingkan data biodiversitas, data curah hujan dan suhu yang ada di Cabang Panti, Rangkong, Hutan Desa Pemangkat dan Hutan Desa Nipah Kuning.
Lebih lanjut, kata Hendri, adapun tujuan khusus dari kegiatan lapangan ini karena sebelumnya di wilayah Hutan Desa Pemangkat dan Nipah Kuning belum pernah ada data curah hujan, suhu dan pemasangan kamera trap.
Sebagai informasi, pemasangan bioakustik di wilayah hutan desa ini bertujuan untuk mengambil data melalui suara. Sedangkan pemasangan kamera trap untuk memonitor dan untuk konservasi kehidupan liar di hutan dan bisa dipergunakan untuk memonitor populasi dari banyak jenis binatang yang biasanya sulit untuk di temukan dan di pelajari.
Di dua hutan desa (Hutan Desa Pemangkat dan Nipah Kuning) tersebut dipasang masing-masing 2 kamera trap, 1 pengukur suhu, 1 pengukur curah hujan, dan 1 bioakustik.
Adapun kegiatan pemasangan kamera trap ini merupakan kegiatan Yayasan Palung (YP). Spesialnya, dalam kegiatan itu dihadiri langsung oleh Cheryl Knott selaku Direktur Eksekutif Yayasan Palung, Edi Rahman (Direktur YP) dan Natalie Robinson (Koordinator Program YP).
Foto-foto galeri :
Dalam pemasangan alat-alat di hutan desa tersebut juga melibatkan dua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dari Pemangkat dan dari Nipah Kuning.
Video Editor : Robi Kasianus
Foto : Hendri, Robi/Program Hutan Desa
Penulis : Petrus Kanisius
(Yayasan Palung)
Setiap tanggal 10 Agustus diperingati sebagai Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), momen ini sebagai pengingat kita semua bahwa pentingnya konservasi alam.
Dalam rangka memperingati (merayakan) Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2022 tersebut, Ibu Cheryl Knott yang juga merupakan pendiri Yayasan Palung (YP) sekaligus juga sebagai Direktur Eksekutif YP, berkesempatan melakukan siaran radio di Radio Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Kayong Utara (LPPL RKU) 101,5 FM, pada Kamis 11 Agustus 2022.
Dalam siaran radio tersebut, Cheryl didampingi Natalie Robinson, dan Abdul Samad dari Yayasan Palung (YP) saat melakukan siaran radio. Siaran radio tersebut dengan tema “Memulihkan Alam Masyarakat Sejahtera”.
Pada siaran radio dalam rangka HKAN itu, Cheryl yang didampingi Natalie dan Samad menyampaikan pesan sekaligus upaya konservasi di Tanah Kayong.
Sebagai lembaga yang bekerja di konservasi yang fokusnya kepada Orangutan, Yayasan Palung (YP) mempunyai Visi “Melindungi populasi orangutan dan keanekaragaman hayati hutan di dalam dan sekitar Taman Nasional Gunung Palung.”
Sedangkan Misi “Mengembangkan komunitas masyarakat yang sadar dan terdorong untuk melakukan kegiatan konservasi Orangutan, baik habitat, dan keanekaragaman hayati di bentang alam Taman Nasional Gunung Palung.”
Melalui visi dan misi tersebut, YP memiliki beberapa program yang mendukung pelestarian alam dan satwa seperti ; Program Pendidikan Lingkungan, Program Penyelamatan Satwa, Program Penelitian Orangutan di SRCP (Stasiun Research Cabang Panti), Program Hutan Desa, dan Program Sustainable Livelihood (Penghidupan Berkelanjutan).
Selain itu, disampaikan pula pentingnya upaya penyelamatan hutan untuk generasi dimasa depan melalui sosialiasi dan pembinaan terhadap masyarakat akan manfaat keberadaan hutan sesuai dengan fungsinya dan mendorong kesadaran untuk menjaga serta melestarikan sumber daya hutan yang ada agar pemanfaatan hutan dan hasil hutan oleh masyarakat akan menciptakan dampak yang positif baik bagi kehidupan masyarakat itu sendiri maupun kondisi ekologis lingkungan sekitarnya.
Cheryl juga dalam kesempatan itu menyampaikan terkait penelitiannya tentang orangutan di kawasan Taman Nasional Gunung Palung yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Palung (Balai TANAGUPA) dan Universitas Nasional (UNAS) Jakarta.
Seperti diketahui, Prof. Cheryl Knott selain sebagai pendiri YP dan Peneliti, ia juga merupakan seorang dosen di Boston University.
Dalam kesempatan itu juga Natalie Robinson, Koordinator Program Yayasan Palung, menyampaikan bagaimana peran Yayasan Palung untuk memulihkan alam agar masyarakat sejahtera.
“Interaksi manusia dengan hutan sudah berlangsung sejak lama diberbagai kawasan hutan baik itu hutan produksi, hutan lindung maupun hutan konservasi. Interaksi tersebut terjadi dikarenakan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan hidup dan kebutuhan akan lahan untuk bercocok tanam serta kebutuhan akan lingkungan yang sehat dan lestari. Masyarakat mempunyai ketergantungan hidup dengan kawasan hutan biasanya berasal dari desa-desa sekitar hutan pada umumnya memanfaatkan lahan, pengambilan pohon (kayu), buah, dan kayu bakar. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan hutan yang relative rendah menjadi faktor pendorong yang kuat untuk melakukan tekanan-tekanan terhadap sumberdaya hutan”, ujar Natalie.
Selain itu, lebih lanjut Nat sapaan akrabnya, mengatakan, “Yayasan Palung memiliki peran aktif di masyarakat terutama untuk Kabupaten Kayong Utara, sepanjang waktu kami telah mendampingi kelompok masyarakat sebanyak 10 desa dengan 30 kelompok yang berada di Kecamatan Sukadana dan Kecamatan Simpang Hilir. Yang terdiri dari kelompok perajin anyaman, kelompok panganan lokal, madu hutan, kopi, kelompok tani, dan budidaya ikan. Kami juga mengajak masyarakat untuk melakukan rehabilitasi di lahan eks kebakaran seperti tanaman jengkol, petai, kopi, dan durian untuk bisa dimanfaatkan masyarakat.”
Abdul Samad, Koordinator Program Sustainable Livelihood YP, pada siaran radio dalam rangka hari HKAN 20022 berkesempatan menyampaikan pesan; “Karena kita hidupnya berdampingan dengan hutan yang masih terjaga akan keanakeragaman hayati, perlu pelibatan dari berbagai stakeholder untuk mendorong upaya penyelamatan hutan untuk generasi dimasa depan melalui sosialiasi dan pembinaan terhadap masyarakat akan manfaat keberadaan hutan sesuai dengan fungsinya dan mendorong kesadaran untuk menjaga serta melestarikan sumber daya hutan yang ada agar pemanfaatan hutan dan hasil hutan oleh masyarakat akan menciptakan dampak yang positif baik bagi kehidupan masyarakat itu sendiri maupun kondisi ekologis lingkungan sekitarnya. Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera!”.
Sebagai pemandu dalam siaran radio dalam rangka Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2022 adalah Ifha Alqadri dari Radio RKU.
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di Kompasiana : https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/62f5ec433555e446db3571a2/rayakan-hkan-2022-pendiri-yp-sampaikan-tentang-upaya-konservasi-di-tanah-kayong-lewat-radio
Penulis : Petrus Kanisius dan Ranti Naruri
(Yayasan Palung)
Sebagai pendamping kegiatan Inkubator Bisnis yang diikuti oleh Ibu Mar dan Kak Tini pada tahap pertama, Salmah dari Program Sustainable Livelihood Yayasan Palung (YP)menjelaskan kepada pelaku usaha yang aktif memproduksi HHBK untuk tetap memperhatikan kualitas produk agar bisa konsistensi dan menarik peminat pembeli.
Selain itu juga, pengembangan produk harus diperhatikan kekuatannya.
Foto kegiatan dok : Ranti dan Asbandi-Yayasan Palung
Saat ini trend produk hhbk yang banyak diminati oleh pembeli antara lain adalah seperti : tikar, bakul, nyiru, penangkin, caping, lekar dan minyak Virgin Coconut Oil (VCO).
Berikut harga dari beberapa produk hhbk yang dijual oleh perajin :
Tikar, harga Rp 80 ribu – Rp 250 ribu
Bakul, harga Rp 20 ribu – Rp 40 Ribu
Nyiru, harga Rp 40 ribu -Rp 50 ribu
Penangkin, harga Rp 40ribu – Rp75 ribu
Caping, harga Rp 20 ribu – Rp 30 ribu
Lekar, harga Rp 5 ribu -Rp 20 ribu
Minyak VCO, harga Rp 10 ribu- Rp 30 ribu.
Ranti-Yayasan Palung
Ada banyak pilihan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh masyarakat di Kayong Utara, Kalimantan Barat tanpa harus merambah hutan.
Salah satunya memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dengan membentuk kelompok perajin hhbk dan menjadikan produk tersebut sebagai nilai jual yang bisa menjadi penghasil tambahan para perajin.
Koordinator Program Sustainable Livelihood Abdul Samad, mengatakan, Melalui promosi produk hhbk yang dikenal dengan mobile market (pasar keliling) menjadikan upaya untuk mengenalkan kepada masyarakat akan Sumber Daya Alam (SDA) di sekitar bisa dimanfaatkan secara arif dan bijaksana untuk penghidupan yang berkelanjutan.
Biasanya, para perajin dampingan program SL Yayasan Palung melakukan mobile market di wilayah Pantai Pulau Datok satu bulan sekali.
Selain itu, produk hhbk yang dibuat perajin dampingan Yayasan Palung dapat digunakan untuk menyimpan ari-ari bayi sebagai budaya lokal masyarakat.
Sebagian masyarakat di Kayong Utara mempercayai bahwa anak perempuan atau gadis yang belum bisa menganyam belum boleh berumah tangga (belum boleh menikah).
Seperti diketahui, beberapa kelompok dampingan Program Sustainable Livelihood (SL) Yayasan Palung di Kayong Utara seperti ;
Sembilan kelompok dampingan ini selalu dilakukan monitoring, evaluasi dan pelatihan oleh Yayasan Palung bersama lembaga mitra seperti Dinas Pariwisata, Dekranasda, Dinas Perdagangan, Dinas Perikanan, Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan (P2MKP), Dinas PERKIMLH, Dinas Pertanian Kabupaten Kayong Utara.
Dengan menganyam juga berarti merawat tradisi dan lingkungan. Tidak bisa disangkal hutan dan adat tradisi masyarakat merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat di sekitar hutan.
Baca juga :
Berharap semoga para perajin dapat terus menganyam sebagai salah satu pilihan yang sedapat mungkin dipertahankan hingga nanti. Tetap terjaganya hutan setidaknya menjadi satu-kesatuan makhluk hidup agar bisa terus berlanjut, berdampingan dan harmoni. Dengan demikian hutan bisa tetap terjaga dan lestari.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Orangutan memegang peranan penting bagi regenerasi hutan melalui buah-buahan dan biji-bijian yang mereka makan (seed disperser).
Orangutan juga dikatakan sebagai spesies dasar bagi konservasi, disebut umbrella species (spesies payung) karena hilangnya orangutan mencerminkan hilangnya ratusan spesies tanaman dan hewan pada ekosistem hutan hujan.
Selain itu, orangutan merupakan salah satu primata (satwa) yang dilindungi dan sangat terancam punah di habitat hidupnya berupa hutan.
Hutan primer yang tersisa merupakan dasar kesejahteraan manusia dan kunci dari planet yang sehat adalah keanekaragaman hayati, dengan menyelamatkan orangutan berarti pula turut menolong mamalia, burung, reptil, amfibi, serangga, tanaman, dan berbagai macam spesies lainnya yang hidup di hutan hujan Indonesia.
Apa Kaitan Orangutan dengan Manusia
Manusia sangat bergantung terhadap hutan seperti halnya orangutan seperti sumber air, pangan dan udara yang bersih. Selain juga manusia memerlukan sumber ilmu pengetahuan, rekreasi dan mata pencaharian.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah dari adanya orangutan di hutan dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan di hutan kepada masyarakat dan para peneliti.
Narasi : Petrus Kanisius
(Yayasan Palung)