Yayasan Palung (YP) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang dan Balai Taman Nasional Gunung Palung (Balai TANAGUPA) mengadakan Pelatihan Guru (Training Guru) yang diselenggarakan pada Kamis hingga Jumat (25-26/5/2023) di SMP 07 Nanga Tayap, Dusun Bayangan, Mentubang, Ketapang, Kalimantan Barat.
Kegiatan pelatihan yang mengambil tema “Guru Jembatan Edukasi Konservasi” ini diikuti oleh para guru yang berasal dari SMPN 7 SATAP Nanga Tayap, SDN 20 Nanga Tayap dan SDN 28 Nanga Tayap.
Dalam kegiatan tersebut, Widiya Octa Selfiany, selaku Manager Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung, mengatakan, “Kegiatan Training Guru ini merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh Yayasan Palung.”
Foto-foto kegiatan :
Lebih lanjut, Widiya, sapaan akrabnya, menambahkan, pada training guru kali ini dilaksanakan untuk tiga sekolah yakni, SMPN 7 SATAP Nanga Tayap, SDN 20 Nanga Tayap dan SDN 28 Nanga Tayap dengan harapan menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah hijau dan menerapkan kurikulum berbasis lingkungan di sekolah. Selain itu juga Widiya berharap guru-guru bisa menjadi jembatan edukasi konservasi kepada siswa-siswi di sekolah.
Pada kesempatan tersebut, disampaikan beberapa materi diantaranya; Pengorganisasian Ekstrakurikuler, Penerapan Pembelajaran Konservasi di Sekolah, dan Pendidikan Karakter. Ketiga materi tersebut disampaikan oleh Widiya.
Disampaikan pula materi tentang Mengenal Yayasan Palung yang disampikan oleh Petrus Kanisius. Selanjutnya disampaikan juga materi tentang Sosialisasi Perlindungan Satwa Liar yang disampaikan oleh Simon Tampubolon.
Dalam kesempatan tersebut juga, Yayasan Palung mengundang Kepala Seksi Wilayah II Teluk Melano, Ahmad Sirojudin, S.Hut yang berkesempatan menyampaikan materi tentang Pengenalan Taman Nasional Gunung Palung.
Setelah penyampaian materi training guru selesai disampaikan, kegiatan dilanjutkan dengan penandatatanganan kerja sama Perjanjian kerja sama (MoU) antara YP dengan SMPN 7 SATAP Nanga Tayap, SDN 20 Nanga Tayap dan SDN 28 Nanga Tayap.
Semua rangkaian kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan mendapat sambutan baik dari pihak sekolah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Tulisan ini dimuat di : https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/647463b44addee253e26bf62/adakan-pelatihan-guru-yp-ajak-guru-menjadi-jembatan-edukasi-konservasi
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Sorak sorai kita terus menggema
Tertawa tak terasa itu ada
Menyana tanya tentang apa yang dirasa
Mengapa biarkan bumi menangis itu nyatanya
Tawa rasa tiada kata menertawa
Kata ibarat sampah tak berguna
Risau, gundah gulana, bertanya
Mengapa biarkan bumi menangis, kata siapa?
Berkaca pada tanda nyata yang orang bilang itu bencana
Bukankah itu artinya biarkan bumi menangis merana?
Bumi porak poranda ketika tingkah polah bicara
Bukan lagi mengada-ada karena itu ada
Pepatah lama, pepatah baru tentang dokma rasa
Kata bicara dalam nyata karena mungkin kita lupa?
Bencana mendera lekang membentang asa masa membara
Membara mendera kepada kita
Tengoklah bumi semakin renta
Kita pun semakin tua
Tau arti menjaga?
Atau hanya khayalan belaka
Panas mentari yang semakin terik membakar begitu pula rimba raya
Para satwa semakin pelit bersuara
Lauk pauk semakin jalang di sungai-sungai belantara
Arus haus semakin meraja sebab serakah mengalahkan kokohnya Ciptaan Sang Pencipta
Hembusan angin sepoi-sepoi kini berganti karena membeku disetiap sudut ruang kota
Nyanyian rindu akan bumi yang lestari mencari tuannya
Tangan-tangan tak terlihat tak henti berlomba seolah bumi kepunyaan sendiri saja
Getar nada akan tanda rasa peringatan tak jarang menjadi penanda kemana kita
Kemana kita karena bumi semakin senja
Semakin senja apakah ia (bumi) masih mampu sebagai pembina
Sebagai penopang, penyeimbang penguat dan penyejuk jiwa
Bila ingin ia (bumi) terus ada bingkailah rasa untuk merenda asa agar bumi tak tinggal cerita.
Tulisan ini dimuat juga di : https://monga.id/2023/05/puisi-tertawa-melihat-bumi-menangis/
Pit
(Yayasan Palung)
Aku adalah aku, yang tidak lain adalah alam semesta, tempat berdiam ragam napas. Kosmos yang kini dalam ruang dan waktu yang tak menentu
tetapi, apakah aku mampu tanpa dia atau mereka universum
Aku bukan siapa-siapa, aku dicipta di hari pertama dalam kisah penciptaan
Aku tak lain tak bukan sebagai tempatku hidup yang menjadi alfa dan omega
Aku tercipta bukan hanya untuk aku semata melainkan untukmu, untuk kita, semua kita bersama pula
Aku terlahir untuk napas segala bernyawa hingga waktu entah kapan berakhir
tanyaku dalam diam,
Sakit, jika terus (ter/di)sakiti mungkin kah masih ada rasa?
Adakah saling peduli?
Aku tercipta untuk pemenuhan, pemenuhan akan keberlanjutan
Cakrawala terkadang meredup ketika bias tingkah polah napas yang tak kenal ampun ketika bumi
Ragam yang dikata sebagai bencana kerap menghampiri seolah enggan berlalu
Embun pagi tak lagi menyejukan jiwa karena menjelma menjadi butiran debu panas menyengat keringat
Dia, mereka, kita semua akankah ingat akan aku?
tentang aku terlahir apa tujuan sesungguhnya
Menyana, tertera, terlukis, tergambar hingga tersiar, tentang aku semakin rebah terkulai layu
Apakah engkau bahagia, menegokku dengan situasi begini;
Prihatin?
Peduli? Atau diam membisu?
Entahlah hanya Dia, mereka yang tahu
Harapku, senenap napas segala bernyawa masih boleh bernyanyi jua bersukacita.
Baca juga: https://monga.id/2023/05/puisi-aku-alam-semesta/
Pit
(Yayasan Palung)
Kasih sayang seorang ibu begitu besar bagi anaknya, tidak terkecuali ibu (induk) orangutan yang juga memberikan kasih sayang kepada anaknya.
Berikut keistimewaan induk (ibu) orangutan bagi anak-anaknya:
Apabila induk orangutan hilang maka bisa jadi generasi (populasi) atau keturunan orangutan bisa terputus alias semakin langka dan sangat terancam punah atau bahkan punah di muka bumi ini.
Perlu perhatian dari semua pihak untuk saling menyayangi, melindungi dan melestarikan orangutan.
Foto : Tim Laman
Tulisan : Pit
@savewildorangutans
(Yayasan Palung)
Repost @parara.id WORKSHOP ~ #WFTD2023
Workshop Upcycling Fashion Wastra Nusantara X Denim by Rasa Wastra Indonesia
Bersama: Monique Hardjoko, Founder Rasa Wastra
Hari/tanggal: Minggu/14 Mei 2023
Jam: 14.00 – 16.00 WIB
Lokasi: Komunal 88
Jalan Ampera Raya No. 6, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Peserta membawa:
Jeans/denim yang akan di UpCycling
Perlengkapan gunting
Perca wastra akan disediakan panitia.
Info pendaftaran:
0852 1605 7927
Reimagining the Economy: Regenerative Businesses for The Future
#FairTradeMovement #RegenerativeBusinesses
#WFTOmember #WorldFairTradeDay #LetsDoItFair #BusinessRevolution
Sumber informasi : PARARA@parara.id
(Yayasan Palung)
Panas terik tak teduh seperti dulu
Panas terik membakar kulit itu tak terkira mendera
Gerah, gelisah tanpa arah, panas terik saban waktu
Menyapa angin penyejuk, penyejuk jiwa
Suhu panas terik terjadi akibat gerak semu matahari kata para ahli
Panas bumi, perubahan iklim dan pemanasan global itu pasti
Panas, gerah mendera menanti asa disapa kini
Panas terik tentang ibu bumi yang tak hanya ibu tetapi rumah setiap insani
Panas terik tiada tara, kering kerontang bersama peluh keringat para petani mengolah sawah
Rinai hujan tak sanggup menyalur air karena tanah merekah
Bumi hijau tak lagi hijau, rebah tak berdaya dari setiap kisah
Tajuk-tajuk pepohonan luluh layu bersama anomali cuaca yang entah kapan berhenti merambah
Panas terik membakar kulit, menanti disapa siapa saja
Tentang bumi, bumi hari ini tak ubah seperti neraka mendera jiwa
Usia bumi sudah semakin tua renta sebagai ibu semua kita
Menyana siapa saja agar bumi boleh kiranya disapa oleh siapa saja, semoga saja…
Tulisan ini juga dimuat di :
https://monga.id/2023/05/panas-terik-membakar-kulit-menanti-asa-penyejuk-jiwa/
Petrus Kanisius
(Yayasan Palung)
Setiap tanggal 2 Mei tiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Ditetapkannya tanggal 2 Mei tersebut bertepatan dengan hari lahirnya bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara.
Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959. Hari ini dibuat sebagai kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan di Indonesia. Dengan adanya Hardiknas diharapkan bisa menumbuhkan semangat belajar dan tumbuh untuk seluruh insan pendidikan.
Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1961 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Pemerintah menetapkan peringatan Hari Pendidikan Nasional setiap 2 Mei, meski bukan hari libur.
Pria yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat itu menjadi sosok penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
Baca juga :
Ki Hajar Dewantara kemudian membentuk tiga semboyan yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia sebagai berikut.
“Pendidikan memang tidak menjamin kesuksesan seseorang. tapi tanpa Pendidikan, maka kehidupan akan menjadi sulit”
Ayo….!!! Terapkan Pendidikan karakter dari sekarang
Tulisan diolah dari berbagai sumber
(Yayasan Palung)
Orangutan sebagai primata yang endemik di pulau Borneo dan Sumatera. Keberadaanya saat ini pun sangat dilindungi dan terancam punah. Sudah semestinya menjadi perhatian dari kita semua karena peran pentingnya.
Berikut Ini 10 Fakta tentang Orangutan yang patut untuk kita ketahui sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan;
Baca juga:
Sumber dari berbagai sumber
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Sejak 2012 Yayasan Palung (YP) dan Orangutan Republik Foundation (OURF) bekerjasama menyediakan beasiswa program S1 melalui Program Peduli Orangutan Kalimantan Barat (West Bornean Orangutan Caring Scholarship).
Sejak tahun 2012-2022 sudah 53 orang sebagai penerima beasiswa WBOCS, 21 WBOCS orang diantaranya kini sudah lulus menjadi Sarjana dan 32 orang WBOCS masih aktif kuliah.
Tahun ini ada 6 Beasiswa WBOCS yang disiapkan. Penerima beasiswa Berasal dari Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, diutamakan kurang mampu secara ekonomi.
Adapun untuk syarat dan ketentuan penerima beasiswa adalah sebagai berikut:
Berasal dari Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, diutamakan kurang mampu secara ekonomi. Diusulkan oleh pihak sekolah/usulan siswa bersangkutan namun meminta rekomendasi dari pihak sekolah. Tahun 2022, Yayasan Palung (YP), Universitas Tanjungpura (UNTAN) dan Orangutan Republik Foundation (OURF) bekerjasama menyediakan beasiswa program S1 melalui Program Peduli Orangutan Kalimantan Barat (West Bornean Orangutan Caring Scholarship).
Untuk Formulir dan panduan selengkpnya bisa di download di link di bawah ini :
(Yayasan Palung)
Panas terik dan menjalankan ibadah puasa tidak menyurutkan semangat dari peserta yang melakukan kegiatan penanaman bibit pohon. Setidaknya ada 100 Bibit Pinang yang ditanam di lokasi Jalan Karya Tani (di Sekitar SMPN 5 hingga di ujung Gereja GKKB) Ketapang, Kalimantan Barat. Pada Kamis (13/4/2023) sore.
Kegiatan ini dilakukan YP bersama Relawan Konservasi Taruna Penjaga Penjaga Alam (RK-TAJAM), Kelompok Muda dan Komunitas yang ada di Ketapang dalam rangka hari bumi 2023. Dalam kegiatan ini YP dan RK-TAJAM didukung sepenuhnya oleh IKAHUT UNTAN Kabupaten Ketapang, KODIM 1203 Ketapang, dan PerkimLH Kabupaten Ketapang.
“Kegiatan penanaman pohon ini juga dilakuan untuk Medukung Program Pemerintah Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon,” kata Edi Rahman, selaku Direktur Lapangan Yayasan Palung, dalam kata sambutannya saat membuka acara kegiatan hari bumi 2023.
Lebih lanjut, Edi sapaan akrabnya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara sukarela ikut ambil bagian dalam kegiatan hari bumi tahun ini sebagai langkah kepedulian bersama.
Edi Rahman juga dalam kesempatan tersebut, mengingatkan kepada semua pihak untuk terus peduli pada lingkungan, terlebih saat ini musim kemarau agar semua pihak untuk ikut waspada agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di beberapa tempat yang rentan terjadi kebakaran.
Dokumen Foto dok : Yayasan Palung dan RK-TAJAM
Perwakilan dari KODIM 1203, Hendit S. mengatakan, pihaknya merasa sangat senang karena bisa mendukung kegiatan hari bumi, lebih khusus melakukan penanaman pohon pada hari bumi bersama Yayasan Palung dan pihak lainnya. Ia pun berharap, semoga kegiatan penanaman seperti ini bisa dilakukan secara terus menerus.
Hal senada juga disampaikan oleh Asralian, Perwakilan dari IKHUT UNTAN Ketapang, Ia mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Palung yang telah melakukan kegiatan Hari Bumi dengan melakukn penanaman, semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara kontinu (berkelanjutan).
Pada kesempatan tersebut juga Widiya Octa Selfiany, selaku Manager Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung, mengatakan, pada kegitan hari Bumi 2023 ini, kami dari Yayasan Palung sangat berbangga karena banyak instansi Pemerintah dan Komunitas yang ikut bergabung dengan kegiatan kami ini.
Selain itu juga, Haning Pertiwi selaku Pembina RK-TAJAM, mengatakan, Kegiatan Hari Bumi merupakan kegiatan special event (acara khusus) yang rutin dilakukan oleh RK-TAJAM sebagai bentuk kepedulian dan aksi nyata, Peduli terhadap lingkungan dengan melakukan penanaman 100 bibit pinang di jalan Karya Tani.
Dalam kegiatan penaman pohon tersebut dihadiri oleh IKAHUT Ketapang dan juga dihadiri langsung oleh Ketua IKAHUT UNTAN Provinsi Bapak Ir. Adi Mulia, M.Hut.
100 bibit pohon pinang yang ditanam tersebut merupakan bantuan dan dukungan dari dinas PerkimLH Kabupaten Ketapang.
Kegiatan penanaman tak terlepas dari bantuan Pokdarwis Celincing Bersatu Pak Jainuri, S.Hut sebagai pemuda penggerak lingkungan.
Adapun peserta dan tamu undangan yang hadir dan mendukung dalam serangkaian Hari Bumi 2023 antara lain dari; Yayasan Palung, RK-TAJAM, KODIM 1203 Ketapang, Balai Taman Nasional Gunung Palung, Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang, PerkimLH Kabupaten Ketapang, BPBD Kabupaten Ketapang, KPH Ketapang Utara, KPH Ketapang Selatan, IKAHUT UNTAN Provinsi, IKAHUT UNTAN Ketapang, Pokdarwis Cilincing Bersatu, Tim Menanam Asyik Ketapang dan Pramuka Saka Wirakartika (Kodim 1203/KTP).
Dalam kegiatan penaman pohon tersebut, hadir pula perwakilan dari sekolah-sekolah yang ada di Ketapang seperti dari; SMAN 1 Ketapang, SMAN 2 Ketapang, SMA PL St. Yohanes, SMK Santo Petrus Ketapang, SMAN 3 Ketapang, MAN 1 Ketapang, SMA Muhammadiyah, SMKN 1 Ketapang dan SMKN 2 Ketapang.
Kegiatan hari bumi 2023 kali ini lebih awal dilaksanakan, karena pada tanggal 22 April mendatang bertepatan hari libur, hari Raya Idul Fitri.
Setelah kegiatan penaman pohon selesai dilakukan, kegiatan dilanjukan dengan acara buka puasa Bersama (bukber). Semua rangkaian kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan mendapat sambutan baik dari peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Baca juga :
Petrus Kanisius-Yayasan Palung