Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Serangkaian kegiatan Pekan Peduli Orangutan (PPO) 2018 telah dilakukan oleh Yayasan Palung dengan para pihak (Para Relawan; Relawan Tajam dan REBONK, penerima beasiswa orangutan kalimantan dan dengan lembaga atau pun juga pihak sekolah) selama sepekan di bebapa tempat sejak tanggal 12-17 November 2017, pekan lalu.
Tidak hanya seru, tetapi juga serangkaian kegiatan PPO tahun ini diperingati oleh Yayasan Palung dibeberapa tempat. Kegiatan utama (kegiatan puncak) yang dilakukan oleh Yayasan Palung seperti di Kecamatan Jelai Hulu, pada tanggal 12-17 November 2018 dengan berbagai kegiatan antara lain; wokshop singkat dengan membuat pesan kampanye tentang lingkungan dan membuat bottle planter (membuat pot bunga dari botol plastik bekas) yang dilakukan SMA 1 Jelai Hulu.
Workshop singkat dengan membuat pesan kampanye tentang lingkungan sebagai salah satu cara untuk menggugah kepedulian terhadap nasib lingkungan dan perlindungan orangutan. Sama halnya dengan kegiatan bottle planter sebagai salah satu ajakan untuk peduli lingkungan, lebih khusus botol plastik bekas yang sejatinya bisa dimanfaatkan menjadi barang yang berguna jika dikreasikan menjadi sesuatu seperti dijadikan pot bunga yang bisa menjadi hiasan dan dipajang di sekolah.
Untuk melihat lebih banyak foto PPO 2018
Sedangkan Relawan REBONK Yayasan Palung di Sukadana, pada tanggal 18 November 2018, memperingati Pekan Peduli Orangutan dengan melakukan penanaman pohon bersama dengan Sispala TAPAL (SMKN 1 Simpang Hilir), setidaknya 20 orang yang ikut ambil bagian melakukan penanaman pohon tersebut. Penanam pohon buah dan bakti sosial (mengambil sampah) yang berlokasi halaman SMAN 2 Sukadana.
Setelah selesai penanaman dan baksos, saat menjelang siang mereka kembali ke bentangor untuk melanjutkan kegiatan diskusi pengelolaan sampah non organik yang lebih tepatnya sampah plastik. Selanjutnya sampah plastik tersebut dijadikan sebagai bata ringan (eco-brick) yang di sampaikan oleh Egi Iskandar dan Aggi Saputra (Relawan REBONK), dia menyampaikan bagaimana menggelola sampah plastik yang baik, seuatu yang sederhana namun punya manfaat positif. Beberapa plastik bekas dibersihkan dan kemudian di gunting kecil-kecil, selanjutnya dimasukan kedalam botol platik yang sudah bersih, kemudian plastik yang sudah dimasukan harus di pres menggunak tongkat kayu yang berfungsi untuk memadatkan dan tidak adanya ruang udara di dalam botol platik tersebut. Kita semua tau bahwa jika di bakar akan menimbulkan dampak negatif pada polusi udada, namun jika di biarkan begitu saja juga akan sulit terurai sehingga menjadi tumpukan yang sangat tidak enak di pandang oleh mata manusia. Dibuatnya eco-brick dengan maksud bisa dimanfaatkan sebagai bata ringan yang bisa dijadikan kursi, meja dan hiasan.
Pada kesempatan Pekan Peduli Orangutan 2018, di Pontianak, para pihak ikut bersama memperingati PPO, misalnya dengan melakukan aksi pesan kampanye, aksi teatrikal dan musik akustik yang dilakukan oleh Para Penerima Beasiswa Peduli Orangutan Kalimantan BOCS di Taman Digulis Universitas Tanjungpura bersama dengan Pongo Ranger Community (Relawan dari Yayasan IAR Indonesia) dan Yayasan Titian, Sabtu (17/11/2018), pekan lalu. Selain itu juga mereka melakukan pemutaran film dan diskusi tentang film Asimetris di Aboretum Sylva PC UNTAN.
Kegiatan lainnya dilakukan oleh Relawan Konservasi Taruna Penjaga Alam (RK-TAJAM) dan Yayasan Palung, mereka membuat film pendek tentang lingkungan dan orangutan. Selain itu juga, pada 21 November 2018, mereka membuat kreasi barang bekas untuk tong sampah dari kreasi bekas-bekas Kaleng cat plastik selanjutnya mereka kreasikan dan mereka cat bersama guru dan siswa-siswi SDN 12 Delta Pawan. Selanjutnya tong-tong sampah tersebut dipasang di SDN 12 Delta Pawan. Kaleng cat plastik tersebut merupakan sumbangsih dari Putra Ranadiwangsa.
Mariamah Achmad, Manager Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung, mengatakan, “Bagi pelajar yang ingin berbuat nyata untuk perlindungan orangutan, menanami pohon pakan orangutan di hutan mungkin belum sanggup, melarang orang dewasa berburu satwa liar di hutan mungkin tidak didengar, membuat kebijakan perlindungan orangutan dan habitat belum punya wewenang. Nah yang bisa dilakukan oleh para pelajar untuk memaknai nilai penting orangutan untuk menghindari kepunahan sesuai dengan tema PPO 2018 adalah melakukan hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan yang bisa dilakukan dalam kapasitas mereka, misal kreasi barang bekas”.
Selanjutnya juga Mayi, demikian ia biasa disapa mengatakan, Yayasan Palung memfasilitasi hal tersebut dalam PPO 2018 ini dengan melakukan dua workshop, yakni membuat pot bunga dari bekas botol air mineral dan membuat pesan kampanye perlindungan orangutan untuk disebarkan melalui media sosial. Aksi ini dapat dimaknai sebagai sumbangsih para pelajar bagi upaya perlindungan lingkungan dan alam yang lebih besar.
Sedangkan Direktur Yayasan Palung, Terri Lee Breeden mengatakan, “Setiap tahun Yayasan Palung merayakan Pekan Peduli Orangutan. Tujuan acara ini adalah untuk meningkatkan kesadaran di seluruh dunia tentang penderitaan orangutan. Tema tahun ini adalah ‘Memaknai Nilai Penting Orangutan untuk Menghindari Kepunahan’, Karena penghancuran hutan hujan Indonesia, populasi orangutan menurun drastis. Kami telah kehilangan lebih dari 50% populasi mereka dalam beberapa dekade. Kerusakan ini terutama disebabkan oleh ekspansi cepat perkebunan kelapa sawit dan pertambangan di seluruh bentang alam”.
Lebih lanjut menurut Terri, beberapa langkah perlu dilakukan, kita perlu membuat pilihan yang berkelanjutan tentang bagaimana kita mengubah lanskap (bentang alam). Kerusakan ini memungkinkan orang kaya untuk menjadi lebih kaya, tetapi masyarakat lokal sering dibiarkan dengan dampak lingkungan yang merusak termasuk kualitas air yang buruk, banjir ekstrim, dan kebakaran. Kami membutuhkan komunitas-komunitas ini untuk mengadvokasi pengelolaan lanskap berkelanjutan yang akan bermanfaat bagi perusahaan, masyarakat dan orangutan yang menyebut Indonesia sebagai rumah.
Selain kegiatan PPO 2018, Yayasan Palung berkesempatan untuk berkunjung ke sekolah-sekolah di Kecamatan Jelai Hulu, seperti di SDN 1 dan SDN 17 di Kecamatan Jelai hulu, SDN 3 dan SDN 5 di Desa Tanggerang, Kec. Jelai Hulu. Beberapa kegiatan kami lakukan adalah puppet show (panggung boneka) terkait satwa dilindungi terutama orangutan. Selain itu juga kami melakukan diskusi dengan masyarakat terkait informasi kekinian yang ada di desa mereka sekaligus sosialisasi tentang perlindungan dan satwa-sawa dilindungi dan pemutaran film lingkungan.
Serangkaian kegian Pekan Peduli Orangutan 2018 berjalan sesuai rencana dan mendapat sambutan baik dari masyarakat dan pihak sekolah. Berharap, dengan diadakan kegiatan PPO 2018 dengan ragam kegiatan tersebut bisa menggugah masyarakat, pihak sekolah untuk semakin peduli lagi terhadap nasib lingkungan hidup dan orangutan.
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di Tribun Pontianak :
http://pontianak.tribunnews.com/2018/11/23/ppo-2018-ajakan-kepada-semua-pihak-untuk-peduli-lingkungan-dan-perlindungan-orangutan.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung