Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Setidaknya kami (Yayasan Palung dan Yayasan ASRI) membutuhkan 8 jam perjalanan untuk sampai di tempat kami melakukan kegiatan kesehatan keliling (Kesling) dan pendidikan lingkungan di dua dusun Cali dan Pangkalan Jihing, Nanga Tayap, pada 9-10 Agustus 2016, kemarin. Rangkaian kegiatan tersebut juga sekaligus memperingati Hari Konservasi Alam Nasional 2016.
Setibanya di Dusun Pangkalan Jihing pada pukul 14.00 WIB. Di Dusun tersebut, kami menginap di Rumah Kepala Dusun Pangkalan Jihing. Pada malam harinya, Yayasan ASRI melakukan pengobatan kepada masyarakat yang ada di dusun tersebut. Sedangkan Yayasan Palung melakukan pemutaran film lingkungan di dusun Cali, berlokasi di halaman sekolah SDN 33 Cali, Nanga Tayap.
Terlihat antusias masyarakat untuk berobat dan memeriksa kesehatan mereka. Diantara pasien ada yang memeriksa kesehatan diantaranya seperti sakit asma, demam panas, penyakit step, ada juga diantaranya ada yang sakit gigi ingin mencabut giginya. Namun belum bisa di cabut karena giginya masih sakit dan belum boleh dicabut.
Keesokan harinya (10/8/2016), Yayasan ASRI kembali melakukan pengobatan kepada masyarakat dan Yayasan Palung melakukan edukasi lingkungan di Sekolah Dasar Negeri 33 Cali, Nanga Tayap. Pada saat melakukan edukasi lingkungan, Yayasan Palung menyampaikan informasi tentang orangutan dan habitatnya melalui media boneka (orangutan, bekantan, kelasi, enggang, dan trenggiling), siswa kami libatkan aktif untuk bermain boneka agar mereka senang.
Inti materi yang disampaikan tentang hubungan orangutan dan manusia baik itu terkait dengan keberadaannya terutama habitat, makanan, reproduksi, ancamanannya melalui media boneka (puppet show). Dalam puppet show tersebut diikuti oleh seluruh siswa 42 dari kelas I-VI. Agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan, kami mensimulasikan dengan rambut yang dimliki dua orang siswa sebagai hutan. Dari perbedaan rambut yang lebat dan sedikit, mereka lebih paham dengan fungsi hutan sebagai pencegah banjir dan tanah longsor. Dan dihutan yang lebat akan banyak kemungkinan buah-buahan atau makanan satwa atau orangutan lebih banyak daripada rambut yang sedikit. Ketika kami mensimulasikan rambut semua siswa tertawa dan mereka lebih memahaminya. Kegiatan ini diakhiri dengan menyanyikan lagu si pongo dan foto bersama.
Adapun untuk menjangkau wilayah di Dusun Cali dan Pangkalan Jihing cukup sulit dijangkau dan dilewati karena jalan di wilayah tersebut terbilang kurang terawat. Beberapa mobil truk pembawa bibit sawit terlihat berlalu lalang dan beberapa diantaranya membawa kayu olahan (kayu segi). Di dua tempat ini juga untuk berkomunikasi agak sedikit sulit karena signal hanya ada ditempat tertentu. Selain itu juga, di dua dusun ini belum ada penerangan umum yang menerangi.
Dari Yayasan Palung yang ikut dalam kegiatan kesling dan pendidikan lingkungan tersebut adalah Ranti Naruri, Petrus Kanisius dan mahasiswa magang Sumihadi dan Hendri Gunawan (BOCS). Sedangkan dari Yayasan ASRI yang ikut antara lain adalah, dr. Lori Chow, merupakan relawan ahli bedah untuk ASRI, dr. Alvita Ratnasari, Nani Utari, Efan Juniansyah dan Usuf Hamdani. Kegiatan berjalan sesuai rencana dan mendapat sambutan baik dari masyarakat dan pihak sekolah. Kegiatan kami usai pada tengah hari, selanjutnya kami Yayasan Palung kembali untuk pulang ke Ketapang dan Yayasan ASRI ke Kayong Utara.
Tulisan Selengkapnya dapat dilihat dilink :
http://pontianakpost.com/gelar-kesling-dan-pendidikan-lingkungan
Petrus Kanisius- Yayasan Palung