Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Tanaman Gaharu merupakan produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang saat ini sudah mulai langka terutama Gaharu Alam. Ini akibat maraknya perburuan gaharu alam karena besarnya permintaan pasar. Bahkan orang-orang yang tidak berkompeten ikut memburu gaharu alam menyebabkan pohon gaharu yang tidak menghasilkan gaharu juga ikut ditebang dan tidak diimbangi dengan penanaman kembali. Bahkan kawasan hutan yang sudah banyak berubah menjadi areal perkebunan dan pertambangan juga menjadi faktor penyumbang kelangkaan gaharu Alam ini. Masyarakat tidak bisa lagi mengandalkan gaharu alam ini untuk memenuhi permintaan pasar sebab semakin langkanya gaharu alam serta adanya regulasi atau aturan yang menetapkan gaharu sebagai species dilindungi dan masuk dalam apendiks II yang tidak boleh diperdagangkan.
Untuk memenuhi tingginya permintaan pasar ini maka salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mendorongnya masyarakat untuk membudidayakan tanaman gaharu. Untuk mendorong serta menggalakan budidaya gaharu ini maka melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Kayong Utara bekerjasama dengan Universitas Tanjungpura Pontianak dan Yayasan Palung mengadakan pelatihan kepada masyarakat sekitar kawasan hutan dengan melibatkan beberapa desa di kecamatan Sukadana, kecamatan Simpang Hilir serta beberapa Mahasiswa Magang dari Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pelatihan ini mengambil tema “Membangun Manajemen Hutan Secara Berkelanjutan Dengan Pemanfaatan Tanaman Penghasil Gaharu Hasil Budidaya” yang dilaksanakan di Aula Pembibitan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kayong Utara, pada 11-12 Agustus 2016, pekan lalu.
Peserta yang diundang dalam pelatihan ini khususnya peserta dari Kecamatan Simpang Hilir Berkaitan adalah anggota Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan tokoh masyarakt dari Desa Penjalaan, Desa Nipah Kuning, Desa Pemangkat, Desa Pulau Kumbang dan Desa Padu Banjar. Desa-desa ini menjadi wilayah dampingan Yayasan Palung dalam program Hutan Desa dan pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Tak kurang, 40 orang peserta yang ikut dalam pelatihan tersebut.
Materi pelatihan ini disampaikan oleh Bapak Abdul Mu’in, Bapak Burhanuddin, Bapak Sudirman Mu’in, Ibu Dwi Astiani, Ibu Wiwik Ekyastuti, Ibu Emi Roslinda. Semua Fasilitator tersebut merupakan pengajar (Dosen) Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Materi yang disampaikan adalah terkait Teknik budidaya tanaman gaharu, hama tanaman penghasil gaharu, teknik pembentukan gubal gaharu, pemanenan dan penanganan pasca panen. Selain materi tersebut, juga disampaikan materi tentang hasil analisis vegetasi dan survey sarang Orangutan di kawasan Hutan Lindung Sungai Paduan yang disampaikan langsung oleh Yayasan Palung. Sekilas dari hasil survei, memastikan di darah tersebut (Sungai Paduan) merupakan salah satu habitat orangutan.
Untuk lebih memahami bagaimana memperoleh gubal gaharu maka langsung dilakukan praktek Penyuntikan pohon gaharu. Dalam praktek ini para peserta diajarkan langsung bagaimana melakuan penyuntikan pada pohon gaharu untuk memperoleh gubal gaharu (baik melakukan pengeboran di batang gaharu, kedalaman lubang pengeboran, jarak antar lubang di batang gaharu serta memasukan cairan inokulan serta bahan-bahan apa saja yang perlu disiapkan sebelum melakukan penyuntikan pada pohon gaharu.
Menurut Edi Rahman, dengan pelatihan ini diharapkan para peserta termasuk anggota LPHD dapat memahami bagaimana tehnik budidaya Gaharu, Mengetahui hama apa saja yang menyerang tanaman gaharu serta cara mengatasinya, bagaimana memperoleh gubal gaharu (gubal gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. Malaccensis). Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum pada tanaman Gaharu. Bagaimana penanganan pasca panen terutama terkait pasaran dan nilai jualnya. Namun yang tidak kalah penting adalah dengan adanya pelatihan ini diharapkan anggota LPHD dapat membudidayakan tanaman gaharu karena sangat cocok dan mudah dibudidayakan di wilayah Kabupaten Kayong Utara, yang merupakan salah satu sumber altenatif pendapatan masyarakat karena memiliki nilai ekonomis dan harga tinggi serta peluang pasar yang besar. Saat ini seperti diketahui, ada beberapa negara yang menjadi pengimpor gaharu diantaranya seperti Saudi Arabia, Kuwait, Turki, Yaman, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Singapura dan Jepang. (Tim PPS Yayasan Palung).
Oh my goodness! Amazing article dude! Thank you, However I am having problems with your RSS. I don’t understand the reason why I cannot join it. Is there anyone else getting similar RSS issues? Anyone that knows the answer will you kindly respond? Thanks!!|
SukaSuka
Hi Jewel! Thank you for letting us know. I just tried to subscribe and I did not have any issues and we have not heard from others about issues either. Please let us know if the problem continues and we will figure out how to fix it.
SukaSuka