Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Foto 1: Saat Pelatihan Pertanian Organik bagi LPHD di Simpang Hilir, KKU, Kalbar beberapa waktu lalu.
Disadari atau tidak, sekarang ini masyarakat Indonesia selalu mengantungkan pertanian non organik yang secara langsung menyebabkan dampak yang secara perlahan menyerang bagi kesuburan tanah, berdampak terhadap lingkungan serta berdampak langsung terhadap kesehahatn masayarakat yang mengkosumsi hasil pertanian yang dihasilkan dari pertanian non organik.
Foto 2: Saat Pelatihan Pertanian Organik bagi LPHD di Simpang Hilir, KKU, Kalbar beberapa waktu lalu.
Beranjak dari keprihatinan tersebut maka pada tanggal 14-15 Nopember 2015, Yayasan Palung menginisiasi dan memfasilitasi pelatihan pertanian Organik terhadap anggota Lembaga Pengelola Hutan Desa di Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara. Pelatihan tersebut di ikuti sebanyak 30 orang perserta yang berasal dari 5 desa yaitu Desa Penjalaan, Desa Nipah Kuning, Desa Pemangkat, Desa Pulau Kumbang dan Desa Padu Banjar. Dalam pelatihan tersebut menghadirkan 3 fasilitator dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kayong Utara (Bapak As’Adi, Bapak Budiman dan Bapak Eryudi).
Banyak manfaat yang dihasilkan dalam pelatihan tersebut dikarenakan selain materi disampaikan secara langsung juga fasilitator mengajak peserta mempraktekan berbagai metode pembuatan pupuk organik. Adapun materi-materi pembuatan pupuk organik yang disampaikan dalam pelatihan ini diantaranya Pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL) dari Sabut Kelapa, MOL dari Rebung Bambui, MOL dari Daun Bongkol Pisang, MOL dari daun Gamal, Furmulasi Pupuk dari Batang Pisang, pembuatan Zat Pengatur Tumbuhan (Auksin, Sitokinin dan Giberelin).
Menurut Bapak Asbandi yang merupakan salah salah satu staff Yayasan Palung bahwa selama ini kita tidak menyadari bahwa bahan-bahan pembuatan pupuk organik untuk tanaman banyak berada di sekitar kita serta tidak memerlukan biaya yang cukup besar seperti pupuk non organik. Karena bahan-bahan mudah di dapat seperti Batang Pisang, Air Beras, Gula Merah, Rebung Bambu, Terasi. Asbandi menambahkan dengan adanya pelatihan ini diharapkan peserta dampat mempraktekannya di desa masing-masing serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk non organik. Selain itu jika menerapkan pertanian organik ini untuk menjaga keseimbangan ekologi, mencegah polusi dan menghasilkan produk yang sehat bagi masyarakat (Edi Rahman- Yayasan Palung).
Tulisan ini juga dimuat di: http://pontianak.tribunnews.com/2015/11/19/pupuk-organik-mudah-didapat-tak-butuh-biaya-mahal