Aku Sampah, Ini Ceritaku

Aku ingin bercerita, sebelum bercerita perkenalkan namaku sampah.
Inilah ceritaku, dari dulu hingga saat ini kisahku tak kunjung usai. Aku (sampah) selalu diperbincangkan.
Aku dikatakan sampah karena aku selalu dibuang dan menjadi masalah.
Tak jarang juga aku menjadi berkah, tetapi itulah aku.
Ya karena namaku, sampah.
Sampah dan lagi-lagi sampah demikian orang menyebut namaku. Adapun keluargaku seperti sampah plastik, sampah-sampah rumah tangga dan sampah industri.
Banyak slogan tentang aku; Jika sampah diperhatikan maka akan memberi berkah. Demikian pula bila aku diperdulikan dan memanfaatkanku dengan bijaksana maka aku akan memberi manfaat.
Caci maki sering ku terima, karena aku hanya setumpuk sampah. Sayangnya aku terlanjur menumpuk pada segenap penjuru dari ujung kampung hingga ke penjuru negeri hingga negeri antah berantah di bumi ini.
Namaku memang sampah, tetapi bukan aku sesungguhnya menjadi sumber pertama penyebab.
Karena jika aku diperhatikan maka aku bukan penyebab, sebaliknya jika tidak diperhatikan maka aku dikata-katai sebagai penyebab utama.
Aku terlanjur bersedih karena aku selalu dikata sebagai sumber masalah di bumi ini.

Aku pun kiranya ingin bertanya, apakah aku sesungguhnya menjadi biang keladi?
Aku hanya ingin bertanya siapa sejatinya yang menciptakan aku dan memberi namaku dengan nama sampah? Mengapa namaku sampah bukan berkah?
Mengapa aku dibuang di sembarang tempat?

Tak jarang jika ingin melihatku, lihatlah laut, lihatlah sungai, lihatlah selokan, lihatlah tanah atau lingkungan sekitar tak jarang aku berada di tempat-tempat tersebut. Aku dikata sebagai sumber bencana, sumber penyakit dan banyak lagi hal yang lainnya semua seolah salahku.
Masih adakah rasa sayang terhadapku?
Bila ada, aku hanya ingin mengatakan, jangan membuang aku disembarang tempat lagi. Aku pun bersedih, panasnya bumi karena aku takut dikata-katai lagi.
Aku hanya ingin berpesan, bijaksanalah denganku. Karena aku pun sejatinya tahu siapa yang menciptakan hadirnya aku di muka bumi ini.
Maafkan aku wahai manusia, karena kalian sering kali menyalahkanku karena hadirnya aku. Akan tetapi kiranya, berhentilah menciptakan aku sebagai sampah yang tak berguna.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: