Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Kegiatan Field Trip SMKN 1 Ketapang berlangsung selama 3 hari 2 malam, pada tanggal 28-30 Januari 2020, di Lubuk Baji, Taman Nasional Gunung Palung. Kegiatan ini diikuti oleh peserta berjumlah 21 orang merupakan siswa/i kelas XII UPW 1 SMKN 1 Ketapang, 1 guru pendamping (Bapak Syarifudin) dan alumni UPW (Wahyu). Kegiatan ini didampingi oleh Tim Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung yang terdiri dari staf dan relawan yaitu Riduwan (Yayasan Palung), Ari Marlina (Penerima WBOCS), Nun Ahmad dan Ahmad Siddiq Nur Hasan (RK-REBONK).
Pada jam 8 pagi sebelum keberangkatan, siswa/i dibantu oleh tim pendamping dari YP (Ari Marlina) untuk mengecek barang bawaan dan packing siswa. Setelah itu bersiap-siap untuk berangkat menuju Bentangor (kantor lapangan Yayasan Palung), lama perjalanan kurang dari 2 jam untuk menjemput tim pendamping dari YP yang lain yaitu yaitu Riduwan, Siddiq dan Nun. Sesampainya di Bentangor, rombongan dipersilahkan untuk istirahat sejenak, makan dan melaksanakan sholat bagi yang muslim. Setelah semua siap, semuanya melanjutkan perjalanan menuju Lubuk Baji.
Tiba di Dam Begasing (kaki Lubuk Baji), peserta dibriefing oleh Riduwan dari YP, menyampaikan poin-poin terkait yang akan dilaksanakan selama kegiatan fieldtrip, sambil mengabsen peserta yang sudah dibentuk menjadi 4 kelompok, yaitu Bekantan (Eko, Radino, Lilis, Nani, Aulia, Novi), Ulat Bulu (Abdus, Fathurahman, Kartini, Vita, Meli), Undur-Undur (Fathurrahim, Maulana, Ammar, Nita, Yuni), Orangutan (Guntur, April, Sendi, Yopi dan Alipa). Dilanjutkan perkenalan tim dari Balai TNGP yaitu Toni Herpandes, Rama dan 2 lainnya. Toni menyampaikan hal-hal penting terkait Lubuk Baji seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan, berkata kotor dan tetap menjaga kebersihan area camp selama kegiatan berlangsung, setelah itu semuanya melanjutkan perjalanan menuju camp. Selama dalam perjalanan, peserta diarahkan untuk mengamati dan melihat-lihat spot-spot menarik bagi wisatawan, sampai akhirnya tiba dicamp. Hal itu bertujuan untuk mengajarkan peserta tentang potensi wisata yang dimiliki kawasan Lubuk Baji, yang nantinya akan dikemas menjadi sebuah paket wisata.
Setibanya di camp, peserta melakukan bersih-bersih camp, membongkar barang bawaan, termasuk mengumpulkan logistik untuk menjadi bahan makanan selama fieldtrip berlangsung.
Materi dalam kegiatan ini adalah pengamatan satwa malam, pengamatan satwa pagi, inventarisasi tumbuhan, dan membuat paket wisata tentang Lubuk Baji. Semua materi, selain penyampaian teori juga terdapat praktek dan presentasi. Ekksplorasi ke batu bulan gagal dikarenakan kondisi hujan lebat hingga tengah hari.
Materi di hari pertama adalah pengamatan satwa malam, diawali dengan penjelasan dari Nun sekitar jam 7 malam, dilanjutkan dengan turun lapangan setiap kelompok berbeda jalur pengamatan, terdapat 4 kelmpok sehingga juga terdapat 4 jalur pengamatan. Metode yang digunakan adalah metode point census, yaitu dengan menyusuri jalur utama yang dibuat hanya 50 meter (sebenarnya 100 meter), dengan masuk sub plot maksimal sebelah kanan 5 meter dan kiri 5 meter. Data lapangan ditulis pada tally sheet yang terdiri dari nomor, nama binatang, lokasi pengamatan, keadaan lokasi pengamatan, waktu ditemukannya, ciri-ciri satwa dan aktivitas satwa. karena di malam hari, mereka juga harus berhati-hati selama pengamatan. Setelah kembali ke camp siswa mempresentasikan hasil pengamatan menggunakan kertas plano, hasilnya sebagian besar kelompok menemukan serangga, ada juga yang menemukan kelelawar, siput, katak, laba-laba, ulat, kecoa hutan, sejenis bunglon, dan jangkrik. Setelah sesi presentasi, Riduwan menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan keesokan harinya, yaitu pengamatan satwa siang atau diurnal mengenai metode dan apa saja yang perlu dipersiapkan.
Hari Kedua, sekitar pukul 05.00 WIB, mereka bersiap-siap untuk melakukan pengamatan. Pengamatan satwa pagi kurang lebih sama metodenya, satwa yang ditemukan juga sebagian besar serangga, keriang dan tupai, namun ada juga kelompok yang menemukan kelempiau dan burung tetapi tidak melihat langsung hanya dari mendengar. Dengan 2 pengamatan satwa berbeda waktu ini diharapkan siswa dapat pembelajaran tentang satwa nocturnal dan diurnal di type habitat yang sama.
Setelah istirahat untuk masak, makan dan mandi, materi yang disampaikan adalah Inventarisasi pohon. Metode yang digunakan adalah metode petak ganda, yaitu dengan menggunakan plot 40 m persegi saja untuk simulasi (sebenarnya 20 x 20 m). Tabel tally sheet adalah nomor, nama tumbuhan, keliling pohon, diameter, dan kategori (tumbuhan kategori pancang / tiang / pohon besar). Peserta juga mendapat penjelasan tentang bagaimana pohon normal, bercabang dan berbanir, bagaimana cara menghitung kelilingnya, bagaimana cara menentukan diameter serta alat dan bahan apa saja yang diperlukan. Peserta tampak antusias dan terlihat tertarik sekali dengan materi inventarisasi pohon ini, karena banyak yang bertanya dan rasa penasaran mereka sangat tinggi, mereka juga tampak bersemangat mulai dari mendengarkan materi yang disampaikan sampai praktek di lapangan. Dari presentasi yang disampaikan oleh semua kelompok, rata-rata hasil inventarisasi setiap kelompok sebagian besar menemukan tingkatan jenis tiang (diameter 11-19cm) sampai pohon (> 20cm), hanya beberapa saja yang menemukan pohon besar (> 40cm). Karena memang vegetasi di Lubuk Baji masih tergolong padat dengan tajuk pohon yang lebat.
Sore hari di hari kedua, peserta mulai memasuki materi sesuai dengan jurusan mereka yakni Pariwisata, sebelumnya pihak Balai TNGP, Rama dan Toni sebagai pengantar materi, menjelaskan tentang Taman Nasional, kemudian tentang kawasan Lubuk Baji. Rama menyampaikan terkait biaya-biaya yang dikenakan ketika akan memasuki kawasan tersebut, seperti biaya administrasi, tiket masuk, penginapan di camp, sampai akhirnya peserta diberi tugas untuk menyusun paket wisata sesuai dengan yang telah mereka pelajari di sekolah. Setelah itu pak Syarifudin pun menyampaikan materi bagaimana cara presentasi yang baik dan benar, bagaimana cara mempromosikan paket wisata yang benar, dan cara menawarkan paket wisata yang telah dibuat.
Pada penyusunan paket wisata, kita perlu memperhatikan beberapa aspek, dimulai dari akses perjalanan, transportasi, akomodasi, biaya administrasi dan fasilitas, dimana semua itu digabung menjadi satu yang biasa disebut produk (paket wisata). Kali ini Lubuk Baji menjadi objek utama yang akan ditawarkan, dengan biaya administrasi yang sudah dijelaskan, lalu dikemas. Peserta menyusun paket wisata dengan menonjolkan potensi Lubuk Baji yang menarik dengan biaya yang sudah ditotalkan.
Pada malam ketiga, sesi presentasi paket wisata yang telah disusun oleh peserta, peserta yang tampil akan dianggap sebagai Biro Perjalanan Wisata dan peserta lain sebagai calon wisatawan. Semuanya berjalan dengan baik, kesalahan menjadi bahan evaluasi, dan setiap peserta yang bertanya, pertanyaannya menjadi bahan diskusi. Peserta banyak menawarkan paket wisata, dengan potensi yang menarik dilihat dari jenis Flora yaitu Liana, Ficus, pohon Ulin/Belian, Dipterocarpaceae/meranti-merantian. Dan Fauna diantaranya Orangutan, Kelasi, dan masih banyak lagi. Tim Pendamping dari YP dan Balai TNGP juga ikut berpartisipasi dengan menjadi calon wisatawan sebagai salah satu cara untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan ketika peserta presentasi.
Sebelum beristirahat, Nun menjelaskan tentang beberapa pertanyaan peserta tentang liana dan orangutan. Salah satu peserta bertanya, kenapa orangutan itu tidak berwarna hitam, kenapa hanya ada berwarna merah atau coklat? Dan Nun menjawab kalau hitam itu ada, yaitu Gorilla, dan Orangutan memang warna spesifiknya merah/coklat maupun jingga tergantung spesiesnya.
Pada hari ketiga, ada satu kegiatan yang tidak terlaksana, yaitu mendaki ke Batu Bulan, dikarenakan hujan deras dan berlangsung hingga siang, maka hal itu tidak dilaksanakan demi keamanan dan kenyamanan bersama. Sebelum meninggalkan camp Lubuk Baji, pak Syarifudin mengarahkan seluruh peserta untuk bersiap-siap dan membereskan barang-barang baik pribadi maupun kelompok. Dan setelah itu, peserta dan seluruh komponen berkumpul. Pak Syarifudin selaku guru pembimbing mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Palung dan BTNGP atas waktu dan bimbingan yang diberikan kepada sekolah untuk mengajarkan siswa/i selama Field Trip berlangsung, dan permohonan maaf apabila ada kesalahan yang dilakukan baik disengaja maupun tidak. Pihak Yayasan Palung yang diwakili oleh Riduwan, menyampaikan hormat dan terimakasih atas ikut sertanya peserta dan kesabaran mereka dalam mengikuti kegiatan, walaupun ada kekecewaan yang terjadi seperti peserta yang terlambat datang ketika disuruh berkumpul, namun itulah proses belajar. Toni sebagai perwakilan dari Balai Taman Nasional Gunung Palung juga mengucapkan banyak terimakasih karena sudah mau mendengarkan dan tetap menjaga alam dan berkegiatan sebagaimana porsinya. Setelah itu, dari sekolah mengadakan aksi bersih-bersih camp, dengan memungut sampah anorganik dan dimasukan kedalam plastik sampah besar dan dibawa turun kebawah. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan ditutup dengan doa.
Ditulis oleh Riduwan (YP) dan Ari Marlina (WBOCS)
Editor : Mariamah Achmad (YP)