Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Kemeriahan, keseruan dan kegembiraan dari peserta yang merayakan terlihat dari serangkaian Kegiatan Pekan Peduli Orangutan (PPO) 2019 telah usai dilakukan oleh Yayasan Palung dan para relawan (RK-TAJAM dan RK-REBONK), BOCS dan bersama para pihak lainnya. Banyak cara dengan beragam kegiatan pun telah dilaksanakan untuk satwa terancam punah itu (orangutan).
Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap bulan November itu sebagai cara kami untuk peduli, menghargai hak asasi spesies terancam punah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rentang waktu 15-17 November 2019.
Seperti misalnya Relawan Konservasi Taruna Penjaga Alam (RK-TAJAM) melakukan kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, setiap harinya dimulai pukul 15.00 sampai pukul 17.00 Wib.
Kegiatan perpustakaan, buku bacaan digelar diatas meja beralaskan terpal ataupun banner bekas, pengunjung bebas membaca di tempat. Panitia juga menyediakan boneka dan dialog, pengunjung diperbolehkan untuk memainkan boneka dengan dialog yang disediakan.
Terlihat pengunjung dari masyarakat umum (orang tua dan anak-anak) bersedia memainkan boneka atau puppet show di Taman Kota Ketapang, 15-17 November 2019, kemarin. Bagi mereka yang berani memainkan boneka diberikan hadiah buku tulis YP dan majalah MIaS. Pengunjung juga akan diminta untuk swafoto ataupun berfoto di photo booth, dan mengunggah foto tersebut di instagram dengan menandai instagram RK-TAJAM. Kegiatan ini terlihat diikuti oleh 30 anak anak yang membaca dan mendengarkan cerita orangutan lewat puppet show selama 3 hari kegiatan. Pada kegiatan tersebut, puluhan Relawan Tajam ikut terlibat dalam semua rangkaian kegiatan.
Sedangkan Relawan Bentangor untuk Konservasi (RK-REBONK), pada hari Sabtu (16/11) kemarin, Di puncak Bukit Mendale, REBONK melakukan pembentangan spanduk yang berisikan tulisan Pekan Peduli Orangutan 2019 dan pesan kampanye perlindungan orangutan dan habitatnya dan melakukan bakti sosial (baksos) membersihkan samph di sekitar. Pada kegiatan tersebut ikut hadir diikuti oleh staf Yayasan Palung 2 orang, staf TNGP 1 orang, BOCS 1 orang, Sispala CARE 5 orang, Sispala LAND 1 orang dan Relawan Rebonk 26 orang. mempublikasikan di media sosial kepada masyarakat mengenai wisata di Bukit Mendale, Kayong Utara. Menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan terutama sampah di sekitar.
Teman-teman dari Bornean Orangutan Caring Scholarship atau lebih dikenal
dengan BOCS yang merupakan salah satu program beasiswa dari Yayasan Palung juga
mengadakan serangkaian kegiatan pada tanggal 14 dan 16 November 2019 kemarin dan
bekerjasama dengan Pongo Ranger community dan UKM Hiber Untan.
Pada hari pertama (14/11) kemarin, kegiatan diawali dengan Diskusi buku Menjaga Yang Tersisa karya Yohanes Terang dan nonton film Before The Flood sukses dilaksanakan pada rangkaian kegiatan Pekan Peduli Orangutan 2019 di Canopy Center di Pontianak.
āPemantik pada diskusi kali ini kak Mariamah Achmad (Yayasan Palung) dan kak Yeni Mada. Total keseluruhan dalam diskusi buku dan film ada 73 orang yang terdiri 43 peserta dan selebihnya panitia. Semua rangkaian kegiatan ini berjalan dengan lancar dan antusias peserta yang luar biasa. Buku menjaga yang tersisa menggambarkan keprihatinan penulis akan keadaan lingkungan dan alam disekitar desa Laman Satong. Selain itu, pada buku ini juga terdapat pesan untuk kita para generasi penerus bangsa agar menjaga, melindungi, dan melestarikan alam baik itu flora dan faunanya. Pada kegiatan ini juga terdapat diskusi tentang bagaimana menerapkan green lifestyle dikehidupan sehari-hari. Selain itu, sharing diskusi tentang kecintaan dengan orangutan juga membangkitkan semangat peserta untuk tetap terus menjaga keberadaan orangutan yang statusnya hampir terancam punahā, ujar Hanna Runtu (penerima BOCS sekaligus ketua panitia).
Dari kedua pemantik diskusi juga berharap kedepannya semua generasi dapat ikut melestarikan lingkungan, alam, dan orangutan agar kelak kita dapat menikmati dan nyaman untuk tinggal dibumi dan dapat juga mengetahui dan mencintai satwa langka yang mempunyai kedekatan DNA dengan manusia, tutur Hanna lagi.
Kegiatannya talkshow dengan mengetengahkan topik pembahasan; Menghormati Hak Satwa Terancam Punah. Sebagai Narasumber pada talkshow tersebut adalah Ibu Eni Ratnawati dari BKSDA, Ibu Mariamah Achmad dari Yayasan Palung dan Kakak Harnes dari Yayasan Titian.
Selain itu ada juga kegiatan games kahoot.id, tujuannya untuk menguji pengetahuan peserta tentang orangutan dan ada pentas seni dengan penampilan tarian, puisi, dan akustik. Suasananya asik pada sesi talkshow dan game, karena peserta antusias sekali, Ilham Pratama satu dari panitia kegiatan mengatakan PPO 2019 di Pontianak.
Selain itu, ada dua puisi yang disampaikan oleh Pradono Singkawang judulnya Hutan dan Orangutan, tarian pohon, tarian Dayak kreasi, tarian Melayu opening. Selain itu juga ada Akustikan dari DāERA band dan Merah Jingga. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut diikuti oleh 72 orang peserta.
Victoria Gehrke, Direktur Program Yayasan Palung, mengatakan Karena semakin jelas bahwa melindungi satwa liar melalui hukum mungkin tidak cukup untuk melindungi spesies langka yang membahayakan secara global, kita harus mencari integritas moral kita dan menerapkan etika kita untuk menghormati hak-hak semua hewan liar untuk hidup bebas dan merasa terlindungi. Satwa liar yang terancam punah berarti mereka semua lebih rentan dan lebih jarang, dan ini adalah yang harus kita hargai dan lindungi sebelum mereka sepenuhnya hilang. Terima kasih semua yang telah berpartisipasi dalam pengorganisasian, menghadiri, berbagi, dan berpartisipasi dalam acara untuk Pekan Peduli Orangutan 2019. Ini adalah sukses besar!, kata Victoria lagi.
Semua rangkaian kegiatan PPO 2019 berjalan sesuai dengan rencana dan mendapat sambutan baik dari semua peserta yang hadir.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung