Cerita Singkat, 11 Hari Kursus Lapangan (Belajar) di Jantung Taman Nasional Gunung Palung

Ujian Sensus Satwa Field Course di Gunung Palung
Ujian Sensus Satwa Field Course (kursus/Kuliah Lapangan) di Gunung Palung. Foto dok : Yayasan Palung

“Pada tahun ini  kuliah lapangan sangat berbeda dari tahun sebelumnya, karena kami mendapatkan materi presentasi tentang 25 tahun Penelitian orangutan di Cabang Panti dari ahli serta pakar Orangutan yaitu Prof. Cheryl Knott.  Ini merupakan kesempatan langka bisa belajar tentang perilaku orangutan yang DNA nya 98% mirip dengan manusia”, Syahik Nurbani.

Seperti yang Anda ingat, beberapa tahun belakangan ini tim Gunung Palung Orangutan Conservation Program (GPOCP) dapat berpartisipasi dalam kursus lapangan yang dipandu oleh Prof. Andrew Marshall, dari University of Michigan, dan staf Taman Nasional di Stasiun Penelitian Cabang Panti, di jantung Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Pada pertengahan Juli bulan lalu, kami Staf GPOCP termasuk saya Syahik Nurbani, Koorinator Survei, dan Hendri Gunawan Petugas Pendidikan Lingkungan, berjalan ke camp Cabang Panti yang merupakan Zona inti dari Taman Nasional Gunung Palung ikut berpartisipasi dalam kursus sensus satwa dan pengenalan jenis tumbuhan.

Dengan kursus ini dapat menyediakan informasi berharga tentang keberadaan satwa dan tumbuhan. Kursus ini ditawarkan kepada organisasi lokal termasuk staf Balai Taman Nasional Gunung Palung (BTNGP), Pusat Konservasi Sumber Daya Alam, yang dikenal secara lokal sebagai BKSDA, dan GPOCP. Ada total 15 peserta yang menghabiskan 11 hari belajar tentang flora dan fauna daerah tersebut.

Foto Materi Identifikasi Tumbuhan Field Course di Gunung Palung (3)
Foto Materi Identifikasi Tumbuhan Field Course di Gunung Palung. Foto dok : Yayasan Palung

Endro Setiawan, kepala penelitian di Cabang Panti dari Balai Taman Nasional Gunung Palung, memimpin kursus dan memberikan presentasi tentang banyaknya flora dan fauna yang akan ditemui peserta saat di Cabang Panti. Taman Nasional Gunung Palung mencakup delapan tipe habitat yang berbeda, yang merupakan rumah bagi salah satu populasi orangutan liar terbesar yang tersisa, spesies yang sangat terancam punah.

Selama kursus, peserta diperkenalkan ke hutan hujan tropis, keanekaragaman hayati Taman Nasional Gunung Palung, ekologi tanaman dan hewan, fotografi, identifikasi jejak hewan dan belajar cara memasang perangkap kamera dengan benar, di antara topik lainnya. Kami juga mendapatkan praktek lapangan dalam identifikasi tumbuhan, survei hewan, dan sensus satwa. Setelah mendapatkan materi kami diberikan ujian sensus satwa kami berjalan menysuri transek yang ada kemudian mengumpulkan informasi tentang apa pun hewan yang menyentuh garis. Baik itu pertemuan secara langsung atau pun tidak yaitu melalui bekas jejak, kotoran, cakaran dan lain-lain. Dan dari hasil tersebut saya mendapatkan hasil nilai yang tertinggi, saya terkejut karena tidak menyangka menjadi terbaik.

Foto Praktek Identifikasi Tumbuhan Field Course di Gunung Palung (2)
Foto Praktek Identifikasi Tumbuhan Field Course di Gunung Palung. Foto dok : Yayasan Palung

Para peserta kursus lapangan belajar cara memasang perangkap kamera dengan benar. Kamera-kamera ini memungkinkan tim untuk mendokumentasikan hewan-hewan, karena mereka sulit dideteksi oleh rute sensus berjalan manusia. Tujuannya adalah untuk mendokumentasikan keragaman Cabang Panti lebih baik dan melihat apakah primata menggunakan tanah. Kami benar-benar beruntung. Dalam waktu singkat mereka ada di sana, tim ini mampu menangkap seekor kancil dan musang.

Foto Materi Orangutan Field Course di Gunung Palung
Materi Orangutan yang disampaikan oleh Cheryl Knott kepada peserta Field Course. Foto dok : Yayasan Palung

Pada tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, karena kami mendapatkan materi presentasi tentang 25 tahun Penelitian orangutan di Cabang Panti dari ahli serta pakar Orangutan yaitu Prof. Cheryl Knott.  Ini merupakan kesempatan langka bisa belajar tentang perilaku orangutan yang DNA nya 98% mirip dengan manusia.

Dengan mempelajari perilaku hewan tersebut (orangutan), setidaknya kita dapat mengetahui cara bagaimana agar mereka tidak punah di alamnya dan dapat lestari di habitat mereka hingga nanti.

Saat kami melakukan praktek lapangan kami berjumpa dengan orangutan yang sedang “party” jalan dan mencari makan bersama-sama. Dari pantauan kami ada beberapa orangutan yang sedang party ada Bosman (Flanged Male), Walimah (Female) dan Berani (Female) sedang makan buah pada satu pohon yang sama. Bosman tiba-tiba mendekati Walimah yang sedang makan dan tidak lama kemudian mereka kopulasi. Prof. Cheryl Knott, menyatakan bahwa para peserta benar-benar beruntung. Dalam waktu singkat mereka ada di sana, dapat berjumpa dengan orangutan dan juga mampu mengamati perilaku orangutan yang sedang kopulasi.

Foto Semua Peserta Field Course di Gunung Palung
Foto Semua Peserta Field Course di Gunung Palung. Foto dok : Yayasan Palung

Selanjutnya kami mendapatkan materi presentasi tentang, fotografi dari ahli fotografer terkenal dunia yaitu Tim Laman. Lagi-lagi ini kesempatan langka bisa belajar tentang fotografi alam liar, foto-foto yang ditampilkan merupakan foto yang bagus sekali dan kami diajarkan cara untuk mendapatkan foto yang baik, dari memanjat pohon sampai harus menunggu selama berhari-hari untuk dapat kualitas foto yang bagus. Kami jadi tertarik ingin belajar fotografi sampai mendapatkan foto-foto yang bagus baik satwa dan tumbuhan. Semua pihak belajar informasi yang berharga dan teknik pengumpulan data lapangan. Pengetahuan yang diperoleh dari bagian identifikasi jejak hewan di lapangan membantu kelompok-kelompok tersebut karena mereka lebih sadar tentang apa yang harus dicari. Secara keseluruhan, pelatihannya sangat sukses.

Penulis : Syahik Nurbani (Koorinator Survei YP/GPOCP)

Editor : Petrus Kanisius

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: