Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Peserta pelatihan mengunjungi kebun karet warga masyarakat di Desa Padu Banjar. Foto dok. Yayasan Palung
Tidak bisa disangkal sebagian besar lahan pertanian, kebun masyarakat di wilayah Simpang Hilir KKU adalah lahan gambut. Seperti tahun lalu, wilyah ini juga menjadi wilayah terdampak dari Karhutla, hal tersebut benar adanya ketika kami (Yayasan Palung) selama sepekan (6-12 April 2017) menyambangi dan mengadakan serangkaian kegiatan pelatihan berbasis mitigasi lahan di lima desa hutan desa, Kec. Simpang hilir, KKU.
Seperti terlihat, rata-rata di wilayah Simpang Hilir adalah gambut dalam yang tidak lain menyimpan banyak kandungan air dan di kawasan lahan gambut menyimpan karbon. Di Simpang Hilir Kedalaman gambut rata-rata 3 hingga 4 meter.
Adapun rangkaian kegiatan dalam pelatihan mitigasi berbasis lahan yang dilakukan dalam bingkai Training Of Trainer (TOT) / Pelatihan untuk Pelatih tersebut antara lain; Pelatihan Rehabilitasi Lahan Gambut dan Silvikultur Tumbuhan HHBK, Pelatihan Agroforestry Berbasis Kelapa, Pelatihan Agroforestry Berbasis Karet.
Peserta dari 5 desa yang ikut pelatihan saat berfoto bersama setelah kegiatan selesai. Foto dok. Yayasan Palung
Dalam rangkaian kegiatan TOT tersebut dihadirkan pemateri Jusupta Tarigan dari NTFP-EP Indonesia, menjadi narasumber sekaligus menjadi pelatih dalam kegiatan pelatihan. Bang JT sapaan akrabnya menyampaikan terkait bagaimana memulihkan lahan gambut dari sisa-sisa kebakaran tahun lalu. Adanya kegiatan inipun sebagai bagian bersama masyarakat untuk rencana tindak lanjut (RTL) perbaikan lahan gambut yang terbakar dengan menyulamnya dengan aneka tanaman yang cocok di lahan gambut…
Baca selengkapnya di :Belajar Tentang Gambut Bersama Masyarakat dan Bertani Agroforestri yang Berkelanjutan