(Puisi) Panas Terik Membakar Kulit Menanti Asa Penyejuk Jiwa

Ilustrasi panas terik. (Foto dok. Getty Images).

Panas terik tak teduh seperti dulu

Panas terik membakar kulit itu tak terkira mendera

Gerah, gelisah tanpa arah, panas terik saban waktu

Menyapa angin penyejuk, penyejuk jiwa

Suhu panas terik terjadi akibat gerak semu matahari kata para ahli

Panas bumi, perubahan iklim dan pemanasan global itu pasti

Panas, gerah mendera menanti asa disapa kini

Panas terik tentang ibu bumi yang tak hanya ibu tetapi rumah setiap insani

Panas terik tiada tara, kering kerontang bersama peluh keringat para petani mengolah sawah

Rinai hujan tak sanggup menyalur air karena tanah merekah

Bumi hijau tak lagi hijau, rebah tak berdaya dari setiap kisah

Tajuk-tajuk pepohonan luluh layu bersama anomali cuaca yang entah kapan berhenti merambah

Panas terik membakar kulit, menanti disapa siapa saja

Tentang bumi, bumi hari ini tak ubah seperti neraka mendera jiwa

Usia bumi sudah semakin tua renta sebagai ibu semua kita

Menyana siapa saja agar bumi boleh kiranya disapa oleh siapa saja, semoga saja…

Tulisan ini juga dimuat di :

 https://monga.id/2023/05/panas-terik-membakar-kulit-menanti-asa-penyejuk-jiwa/

https://www.kompasiana.com/pit_kanisius/645219b44addee14f844d0d2/panas-terik-membakar-kulit-menanti-asa-penyejuk-jiwa

Petrus Kanisius

(Yayasan Palung)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: