Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Kemana lagi nafasnya bernaung?
Hutan nya tandus tak berpenghuni
Daun menyala api sewarna senja yang berani
Meneror habis makhluk yang menghuni
Asap menggumpal menyerang di segala sisi
Menebar siksa yang tak berperi
Tanahnya berlumpur di hantam besi yang tajam
Tak henti henti sengkuni menghujam
Suara resah menggema di sepanjang malam
Merintih dan melolong dalam diam
Tersisih dari mata gergaji yang tajam
Kepada siapa lagi mereka berlindung?
Sang petani hutan yang tersandung
Melolong Dalam harapan hampa, di nista, di paksa asing demi sebuah tahta, manusia tak habis habis berkuasa
Punah, binasa, ada di depan mata
Pekat, nyawanya tersekat
Terjebak di antara kuasa yang mengikat
Parunya membiru mengoyak ngoyaknya dalam taat
Terkapar si petani hutan sekarat
Terdiam ,Terlempar dalam kuasa yang terlibat
Tergeletak sang petani hutan menjadi mayat.
Banjir longsor segera datang melayat
Kepada siapa lagi mereka berlindung?
hijau yang menjadi arang
daun menyala api bagai tajamnya pedang
Menjadi racun begitu garang
Menguliti nafas orang-orang
Bencana datang karena hutan yang melayang
Mahendra-Yayasan Palung