Sampaikan Sosialisasi tentang Satwa Dilindungi ke Sekolah dan Masyarakat

Pertunjukan boneka (Puppet Show) tentang Satwa Dilindungi kepada murid di Sekolah Dasar , di Desa Betenung dan Desa Kayong Hulu, di Kecamatan Nanga Tayap, Ketapang, Senin (27/9/2021) hingga Jumat (1/10/2021). (Foto : Simon Tampubolon/Yayasan Palung).

Satwa liar menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam tatanan kehidupan kita. Satwa liar menjadi penting untuk dilestarikan dan dilindungi karena perannya di alam.

Ketika melakukan ekspedisi pendidikan lingkungan, Yayasan Palung (YP) berkesempatan melakukan Sosialisasi tentang satwa dilindungi menjadi satu bagian terpenting untuk disampaikan kepada anak-anak usia dini dan kepada masyarakat luas di Desa Betenung dan Desa Kayong Hulu, di Kecamatan Nanga Tayap, Ketapang, Senin (27/9/2021) hingga Jumat (1/10/2021).

Setiap kali melakukan ekspedisi, YP selalu memberikan materi tentang pengenalan satwa dilindungi melalui pertunjukan boneka (puppet Show) di tingkat Sekolah Dasar.

Selain itu kami menyampaikan ceramah lingkungan (lecture) tentang pengenalan dan perlindungan satwa orangutan di tingkat SMP/SMA/SMK tentang sosialisasi perlindungan satwa kepada perangkat desa dan masyarakat. Kami juga berkesempatan melakukan pemutaran film lingkungan di dua desa itu.

Pada kesempatan pertama, Selasa (28/9/2021) YP menyambangi Sekolah Dasar Negeri 02 Nanga Tayap di Betenung. Di SDN 20 materi yang disampaikan adalah tentang pengenalan satwa dilindungi seperti orangutan, kelempiau, kelasi, bekantan dan trenggiling.

Dalam kesempatan pertunjukan boneka, cerita yang diketengahkan adalah cerita orangutan, kelempiau, kelasi, bekantan dan trenggiling saat ini nasibnya sedang mengalami ancaman nyata karena habitatnya yang banyak beralih fungsi hingga mereka (satwa) semakin sulit untuk bertahan dan berlanjut. Diceritakan pula tentang satwa seperti trenggiling yang nasibnya tak terlalu manis karena sering diburu dan diperdagangkan.

Selanjutnya disampaikan lecture di SMPN 4 Nanga Tayap. Materi lecture yang disampaikan tentang orangutan; manfaatnya bagi manusia dan hutan. Seperti diketahui, orangutan merupakan petani hutan. Sebagai petani hutan, orangutan berfungsi sebagai penyebar benih dari sisa-sisa makanan yang ia makan berupa buah dan biji. Buah atau biji dari sisa makanan itu lalu dibuang oleh orangutan ke lantai hutan dan menjadi pohon. Pohon bermanfaat bagi kehidupan tidak terkecuali manusia.

Lihat juga :

Dalam lecture dijelaskan pula tentang perbedaan kera dan monyet, perbedaan kera dan monyet. Jika kera tidak memiliki ekor dan monyet memiliki ekor.

Di desa tempat kami berkegiatan, kami mengadakan diskusi dengan masyarakat. Desa pertama kami melakukan diskusi yaitu di desa Betenung. Di Betenung beberapa hasil diskusi antara lain adalah masyarakat sudah sangat jarang bertemu dengan satwa dilindungi seperti orangutan di hutan.

Sebelum melakukan diskusi, kami berkesempatan untuk menyampaikan sosialisasi tentang satwa dilindungi. Salah satu materi yang diberikan tentang satwa yang dilindungi antara lain seperti orangutan, kelasi, kelempiau, bekantan, trenggiling dan enggang masuk dalam daftar satwa dilindungi menurut UU no 5 tahun 1990.

Desa selanjutnya kami kunjungi adalah Desa Kayong Hulu. Di desa Kayong Hulu, beberapa kegiatan yang kami sampaian sama seperti di desa Betenung.

Di SDN 23 Kayong Hulu, Nanga Tayap kami juga menyampaikan pertunjukan boneka tentang satwa dilindungi.

Yang cukup menarik perhatian kami saat menyampaikan pertunjukan boneka, di SDN 24 Nanga Tayap, di Desa Kayong Hulu adalah jumlah muridnya dari kelas 1-6 hanya memiliki 22 orang siswa saja. Tetapi mereka sangat antusias saat mengikuti kegiatan yang kami sampaikan.

Kami juga bersempatan menyampikan lecture di SMPN 12 Nanga Tayap di Desa Kayong Hulu dan di SMKN 1 Nanga Tayap. Di SMKN 1 selain lecture, kami juga menyampaikan materi tentang beasiswa orangutan.

Pada saat diskusi di Desa Kayong Hulu, masyarakat desa sangat menyambut baik saat kami berdiskusi di desa mereka. Beberapa diskusi menarik pun terjadi. Dari presentasi tentang kegiatan yang YP lakukan, satu yang menurut mereka sangat menarik minat mereka yaitu mengaharapkan pendampingan di desa mereka seperti kegiatan matapencaharian berkelanjutan. Mereka juga memiliki hutan lindung, harapan mereka bisa dijadikan sebagai hutan desa. Dalam diskusi, untuk dijadikan hutan desa harus dipastikan apakah hutan tersebut hutan lindung atau tidak. Harus dicek terlebih dahulu melalui peta Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS).

Setelah melakukan diskusi, baik di Betenung dan Kayong Hulu kami juga berkesempatan melakukan pemutaran film lingkungan. Beberapa film lingkungan yang kami putarkan antara lain; film Hari Esok Yang Hilang, Alam Indonesia di Ambang kepunahan,10 Hewan Langka Yang Dilindungi Di Indonesia dan KINIPAN. Di dua desa itu kami melakukan pemutaran film di rumah Adat.

Tim Pendidikan Lingkungan yang ikut dalam kegiatan ekspedisi pendidikan lingkungan antara lain; Dwi Yandhi Febriyanti, Simon Tampubolon, Petrus Kanisius dan Haning Pertiwi. Semua rangkaian kegiatan ekspedisi yang dilakukan oleh YP di Desa Betenung dan Desa Kayong Hulu tersebut berjalan sesuai rencana dan mendapat sambutan baik di dua desa.

Penulis : Petrus Kanisius

Editor : Dwi Yandhi Febriyanti

(Yayasan Palung)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: