Temu Kenal dan Berbagi Cerita Dari Pengrajin HHBK KKU Dengan Lembaga Mitra

pertemuan tahunan kelompok penganyam se-kalimantan (jaringan craft kalimantan), foto dok. Yayasan Palung

Pertemuan tahunan kelompok penganyam se-kalimantan (jaringan craft kalimantan), foto dok. Yayasan Palung

Tiga pengrajin hasil hutan bukan kayu (hhbk) dari  Kabupaten Kayong Utara, terlihat sangat bersemangat untuk temu kenal dan berbagi cerita pengrajin (shearing) dengan berbagai lembaga mitra dan pihak pemerintah  bertempat di kantor Yayasan Palung Ketapang, senin (30/11/ 2015), kemarin.

Dalam temu kenal dan berbagi cerita terlontor dari pengrajin hhbk seperti misalnya Ibu Ida, pengrajin menganyam berbagai bentuk kreasi anyaman seperti tikar pandan bermotif pucuk rebung, kreasi tikar pandan yang dipadukan dengan anyaman lekar untuk dijadikan lampu hias.

Tidak hanya itu, kreasi anyaman pandan ada yang dibikin menjadi aksesoris seperti anting, gelang, tas, dompet dan kalung. Bahkan ada sajadah yang dibuat dari tikar pandan dengan beberapa motif lainnya seperti motif pagar. Ada juga kopiah dari pandan.

Ketiga pengrajin yang diwakili oleh Ibu Ida, Ibu Hatimah dan bapak Darwani juga berbagi cerita diantaranyamereka pernah diberi kepercayaan menjadi pelatih anyaman dibeberapa tempat seperti di beberapa tempat di beberapa kabupaten di Kalbar bahkan hingga ke Papua.

Beberapa produk hasil dari hhbk seperti lekar tikar, gelang, anting dan lekar dari lidi nipah. foto dok. Yayasan Palung_ foto 1

Beberapa produk hasil dari hhbk seperti lekar tikar, gelang, anting dan lekar dari lidi nipah. foto dok. Yayasan Palung

Dari pengrajin, ada success story (cerita sukses) dari pengrajin. Salah satunya adalah Ibu Vina (37 tahun), di Dusun Pasir Mayang, Desa Pampang Harapan. Sebelum menjadi pengrajin ibu Vina pekerjaan sehari-harinya sebagai penambang batu. Namun kini, ibu Vina menjadi pengrajin tikar pandan. Dengan kata lain, cerita sukses ibu Vina ikut berkontribusi untuk perlindungan kawasan dan habitat orangutan di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).

Hal yang menarik lainnya dari pengrajin hhbk di Kabupaten Kayong Utara (KKU) menjadi tempat belajar bagi generasi muda, khususnya siswa-siswi SMKN 1 Sukadana. Bahkan pihak sekolah berencana menjadikan anyaman hhbk sebagai muatan lokal (mulok) atau prakarya di sekolah mereka. Kini, siswa-siswi SMKN 1 Sukadana sudah aktif belajar langsung ke rumah-rumah pengrajin. Mengingat, anyaman tikar pandan sebagai warisan leluhur tradisional di wilayah KKU.

Workshop Training Kerajinan, SMKN 1 Sukadana. foto dok. Yayasan Palung

Workshop Training Kerajinan, SMKN 1 Sukadana. foto dok. Yayasan Palung

Monitoring HHBK di Desa Batu Barat, foto dok. Yayasan Palung (1)

Ibu-ibu Sedang Menganyam Tikar  HHBK di Desa Batu Barat, foto dok. Yayasan Palung 

Menurut Frederik Wendy Tamariska, Manager Sustainable Livelihoods Yayasan Palung mengatakan; Ini merupakan pertemuan testimonial yang diadakan di Ketapang. Testimonial para pengrajin yang sudah berjalan selama 4 tahun. Selain itu juga, pertemuaan ini selain menceritakaan pengalaman penjualan produk tetapi juga, pengrajin memaparkan mengenai partisipasinya sebagai kom lokal dalm perlindungan Orangutan dan kawasan TNGP melalui aktivitas kerajinan hhbk. Harapannya semua pihak bisa mendukung inisiatif lokal dalam membangun kesempatan bagi masyarakat lokal untuk terlibat dalam setiap aspek pembangunan. Pengajin pernah menjadi pengrajin di Menyumbung, Kecamatan Sandai, Ketapang. Selanjutnya juga, pengrajin hhbk dari KKU yang merupakan binaan Yayasan Palung  terlibat aktif dalam  Craft Kalimantan; Barat, Tengah dan Timur.

Dalam rangka promosi, sementara ini pengrajin Yayasan Palung aktif terlibat dalam pameran tingkat lokal dan nasional. Untuk kedepan, Anyaman dari pengrajin berpartisipasi dalam pameran internasional di Santa Fe, New Mexico atau IFAM (nama pamerannya-red) yang diadakan setiap bulan juli.

Pada temu kenal dan berbagi cerita senin kemarin (13/11),  beberapa lembaga mitra melakui perwakilannya ikut hadir seperti BTNGP, JICA-REDD+, pihak sekolah (SMA Yohanes Ketapang), Disperindagkop Kabupaten Ketapang,  Dishut Ketapang, Relawan Konservasi Tajam ikut hadir.

Acara yang dimulai sekitar pukul 13.00 wib tersebut, mendapat sambutan baik dari peserta undangan. Danel Maryono, selaku Kasi bimbingan industri dan pencegah dan pencemaran bidang industri dinas koperasi, ukm, perindustrian dan perdagangan Kabupaten Ketapang mengatakan; menyambut baik, mendukung kegiatan seperti yang dilakukan oleh pengrajin. Lebih lanjut menurutnya, pengrajin anyaman pandan, lekar tradisional sebagai pewaris budaya lokal yang harus dilestarikan dan berkelanjutan (ada generasi penerus).

Produk tradisional seperti anyaman-anyaman tradisional hhbk dengan aneka kreasi anyaman yang cukup menjanjikan sebagai penambah pendapatan sehari-hari. Tidak hanya itu, kualitas dari anyaman dari pengrajin hhbk binaan YP juga mendapat dukukungan dari berbagai pihak seperti dekranasda KKU, BTNGP dan beberapa lembaga seperti JICA-REDD+ dan pihak lainnya.

Foto SaatTemu Kenal dan Berbagi Cerita Dari Pengrajin HHBK KKU Dengan Lembaga Mitra dan Pemerintah Di Ketapang, bertempat di Yayasan Palung

Saat temu kenal dan berbagi cerita dari pengrajin HHBK KKU dengan Lembaga Mitra dan Pemerintah di Ketapang, bertempat di Yayasan Palung

 

Dari temu kenal dan berbagi cerita tersebut sebagai permintaan dari pengrajin untuk berbagi informasi kepada lembaga mitra. Kegiatan tersebut berakhir sekitar pukul 15.20 wib sesuai dengan rencana. (Petrus Kanisius- Yayasan Palung)

Tulisan ini juga pernah dimuat di : http://pontianak.tribunnews.com/2015/12/01/cerita-sukses-pengrajin-asal-kayong-utara

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: