Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Selain meneliti perilaku, aktivitas dan nutrisi orangutan, beberapa di antaranya meneliti pakan (makanan) orangutan dan beberapa penelitian lainnya terkait kelempiau, kelasi. Selain itu juga ada peneliti yang meneliti tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar peneliti berasal dari luar negeri seperti dari Harvard University, Boston University, Michigan University, (USA), Cambridge University (UK). Ada juga peneliti dari dalam negeri (Indonesia) termasuk asisten peneliti yang ikut membantu di Stasiun Penelitian Cabang Panti. Dari data yang ada, tercatat sebayak 91 orang dari Indonesia yang meneliti di Stasiun Penelitian Cabang Panti dan 83 orang peneliti dari luar negeri. Jika di total telah ada 174 peneliti yang meneliti di Kawasan TNGP, (data peneliti dari tahun 1986-2015, data Yayasan Palung (GPOCP) dan BTNGP).
Yang menarik, beberapa peneliti seperti Timothy Gordon Laman atau lebih dikenal dengan Tim Laman, dari Harvard University (USA) melakukan penelitian dengan rentang waktu penelitian (tahun 1987-1988). Campbell Owen Webb, dari Dartmouth College (UK) melakukan penelitian (1991-sekarang), Andrew John Marshall, dari Harvard University dan Michigan University (USA) melakukan penelitian dari (tahun 1996-sekarang). Selain itu ada juga Cheryl Denise Knott, dari Boston University (USA) melakukan penelitian dari tahun (1991-sekarang). Mereka masih rutin untuk selalu berkunjung dan masih aktif meneliti di kawasan TNGP, lebih tepatnya di Stasiun Riset Cabang Panti. Beberapa penelitian menarik mereka adalah meneliti perilaku, reproduksi dan nutrisi orangutan, seperti yang diteliti oleh Cheryl Knott. Tim Laman melakukan penelitian, pelatihan manajemen hutan; pertanian, kehutanan sebagai teknik konservasi, sedangkan Andrew John Marshall dan Campbell Owen Webb melakukan penelitian tumbuh-tumbuhan, ekologi dan perilaku orangutan.
Beberapa perilaku, reproduksi dan tingkat kecerdasan dari orangutan menjadi minat para peneliti. Mengingat, orangutan sebagai kera besar memiliki kemiripan 96,4 % dengan manusia. Orangutan betina juga mengalami datang bulan (menstruasi) dan mengandung 8,5 bulan- hingga ada yang 9bulan. Hal yang menarik lainnya dari Taman Nasional Gunung Palung, karena; di kawasan ini merupakan satu-satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpaceae (jenis kayu meranti) yang terbaik dan terluas di Kalimantan. Taman Nasional Gunung Palung memiliki 7 tipe hutan tropis dan 9 tipe habitat secara keseluruhan. Sedangkan beberapa peneliti dari Indonesia yang melakukan penelitian sebagian besar adalah mahasiswa-mahasiswi dari berbagai universitas seperti dari Universitas Tanjungpura, Universitas Nasional, Universitas Gadjah Mada dan beberapa universitas lainnya. Selain itu, ada juga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Adapun menurut data pada tahun 2001, jumlah populasi orangutan yang mendiami kawasan TNGP kurang lebih berjumlah 2.500 individu orangutan, data Yayasan Palung dan BTNGP. Belum ada data terbaru ataupun survei lagi untuk menghitung populasi di sana. Untuk menjangkau Stasiun Penelitian Cabang Panti, Kawasan TNGP diperlukan waktu 7-8 jam perjalanan dengan berjalan kaki. Sedangkan jika menggunakan sampan bermesin bisa ditempuh dengan waktu 6-8 jam. Hingga saat ini, para peneliti masih melakukan penelitian mereka di Stasiun Riset Cabang Panti (SRCP) di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Para peneliti sangat terbantu karena adanya kerjasama yang baik dengan pihak Balai Taman Nasional Gunung Palung (BTNGP). Berharap semoga saja mereka bisa memberikan kontribusi bagi dunia ilmu pengetahuan (science), selanjutnya juga semoga orangutan tetap ada, terjaga dan tidak punah. Semoga saja… (Pit-YP)