Ekspedisi Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung

saat memberikan lekture tentang orangutan

Foto : saat memberikan lecture (ceramah lingkungan) di Tayap

Yayasan Palung melakukan Ekspedisi Pendidikan Lingkungan di Desa Batu Mas dan Desa Kayong Utara Kec. Nanga Tayap selama 5 hari pada 10 – 14 Juni 2015. Kami menjangkau masyarakat di perhuluan kabupaten Ketapang yang berdiam di sekitar kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Palung. Kami melakukan diskusi masyarakat, pemutaran film di lapangan terbuka (di Desa Batu Mas kami menggunakan halaman SD setempat dan lapangan sepak bola di Desa Kayong Utara), puppet show di SD dan lecture di SMP di dua desa tersebut. Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap keberadaan keanekaragaman hayati khususnya orangutan sebagai species kunci hutan dan perlindungan hutan itu sendiri.

Siswa SD dari kelas 1 hingga 5, SMP dari kelas 7 – 8, kepala sekolah dan para guru, kepala desa dan aparat desa di dua desa tersebut menyambut kedatangan kami dengan baik, begitu juga dengan masyarakatnya, mereka senang dengan kedatangan kami.

Murid-murid SD di Tayap yang mengikuti lecture
Murid-murid SD di Tayap yang mengikuti lecture

Kami sangat terkesan dengan dukungan yang diberikan oleh Kepala Desa Batu Mas (Ibu Yulita Suweli), dia pemimpin yang tegas, cerdas, cantik (pula) dan selalu berusaha hadir dalam aktifitas-aktifitas masyarakat di desanya termasuk hadir pada semua kegiatan kami, ini pertama kalinya dalam kegiatan Yayasan Palung di sekolah dihadiri oleh seorang kepala desa. Di Desa Batu Mas kami menginap di rumah Ibu Kepala Desa dengan keramahan yang tidak dapat dilupakan juga dari suami dan keluarganya. Demikian juga dengan Kepala Desa Kayong Utara (Bapak Kadorusno), seorang laki-laki muda yang mau mengurus desanya, dia membuat pekerjaan kami di desa ini berjalan dengan sukses. Kami menginap di rumahnya, dan merasa sangat terbantu dengan keramahan istrinya berinteraksi dengan kami.

Di Desa Batu Mas sudah terdapat dua perusahaan sawit yaitu PT. BGA dan PT. LHP yang membuat jarak hutan dari desa semakin jauh. Siswa tidak banyak yang tahu tentang orangutan, begitu juga masyarakatnya sudah jarang melihat orangutan di hutan, mereka juga merasakan kehilangan hutan karena tidak dapat lagi mencari sayur-sayuran di hutan dan desa terasa kering.

Desa Kayong Utara terletak di tengah hutan, belum ada listrik negara, menurut warga terlalu jauh untuk memasukkan gardu listrik hingga ke desa ini, dengan kata lain desa ini termasuk dalam desa terpencil dan terisolasi. Warga mendapatkan penerangan dari jam 6 sore hingga jam setengah sebelas malam dari generator yang dibiayai secara swadaya oleh mayarakat dan bantuan bahan bakar solar dua drum per bulan dari sebuah perusahaan pengusahaan hutan yang beroperasi di daerah ini (PT. SJM). Tidak berapa jauh dari desa ini terdapat sebuah perusahaan sawit yang sama dengan Desa Batu Mas yaitu PT. BGA. Namun kondisi hutan disini masih cukup baik, menghasilkan banyak hasil hutan bukan kayu seperti madu yang sangat menunjang perekonomian masyarakat. Pengetahuan siswa tentang orangutan juga cukup baik, dan masyarakat mengatakan ladang mereka tidak diserang hama seperti di desa lain yang jauh dari hutan karena hama seperti belalang sudah dimakan oleh binatang-binatang yang masih banyak terdapat di dalam hutan.

Perkebunan menjadi salah satu ancaman yang menakutkan terkait keberlanjutan hutan dan lingkungan sekitar saat ini. foto dok. YP

Perkebunan merupakan salah satu tantangan besar bagi satwa dan habitatnya. foto dok. YP

Perjalanan ini sangat menyenangkan, walaupun jalan yang dilewati dari Ketapang ke Nanga Tayap rusak dikarenakan musim hujan membuat jalan berlubang di banyak bagian yang membuat badan bergoyang *dumang* dengan serunya, tetapi terhibur dengan anak-anak penjaga “miting” di jalan-jalan yang rusak berat, perginya kami beri mereka upah uang Rp. 2.000,- – Rp. 3.000,- dan pulangnya kami beri biskuit tanggo sisa gift siswa. Juga banyak gurauan dari teman-teman selama perjalanan kami.

Dari Nanga Tayap ke Batu Mas selama 30 menit jalan aspal goreng mulus, tetapi dari Nanga Tayap – Dusun Riam Batu Desa Kayong Utara jalan tanah dengan sedikit pengerasan kerikil, ada bagian-bagian yang licin seperti licinnya minyak sawit, menanjak dan menurun (pula), sesuai dengan pemandangan di kanan kiri jalan tanaman sawit milik perusahaan sawit PT. BGA.

Seluruhnya ada 8 kegiatan yang kami lakukan dalam ekspedisi ini, jangan ditanya capeknya badan kami, tetapi kami senang bisa berkunjung ke daerah baru, bertemu dan berbagi pengetahuan dan wawasan bersama warga yang tinggal di sekitar hutan yang merupakan habitat Orangutan pygmaeus wurmbii. Kami mengucapkan terima kasih kepada Orangutan Outreach yang memungkinkan kami melakukan kegiatan ini dan special thanks kepada Deri Irawan, penerima beasiswa peduli orangutan Kalimantan asal Kecamatan Nanga Tayap yang sudah memulai debutnya “magang” di Yayasan Palung, bahkan sebelum dia mulai kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Deri membantu mengkoordinasikan kegiatan ini kepada kepala desa dan kepala sekolah di dua desa tersebut, dia juga ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Tulisan by : Mariamah Achmad, Conservation Awareness and Environmental Education Manager of Yayasan Palung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: