Adakan Workshop Guru, Yayasan Palung Ajak Sekolah-Sekolah untuk Peduli Lingkungan

Saat Mariamah Achmad memberikan materi tentang sampah pada workshop guru di SDN 10 Simpang Hilir, akhir bulan lalu. (Foto dok : Yayasan Palung)

Sejatinya, banyak cara yang bisa kita digunakan sebagai ajakan untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Satu diantaranya mengajak guru membuat pupuk potosintesis Bakteria (PSB) dan peduli dengan soal sampah, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Palung bertempat di SDN 10 Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, pada akhir bulan lalu.

Kegiatan workshop guru tersebut dibuka langsung oleh kepala SDN 10 Nipah Kuning, Amin Susanto. Amin Susanto berpesan kepada peserta yang terdiri dari bapak dan ibu guru SDN 10 dan SDN 5 Simpang Hilir yang mengikuti kegiatan ini, agar nantinya dapat menerapkannya di sekolah  dan bisa membagikan ilmu kepada  anak didik (siswa-siswi) agar mereka juga bisa berperilaku ramah lingkungan di sekolah.

Pada kesempatan pertama, penyampaian materi tentang sampah di Sampaikan oleh Mariamah Achmad. Dalam kegiatan workshop guru yang diikuti oleh SDN 10 dan SDN 5 Simpang Hilir tersebut, Mayi sapaan akrabnya mengajak sekolah-sekolah untuk peduli terhadap persoalan sampah terutama dilingkungan sekolah. Nantinya peran guru sangat diutamakan untuk mengajak siswa-siswi untuk peduli persoalan lingkungan dan sampah, kata Mayi.

Selanjutnya pada kesempatan kedua, materi disampaikan oleh Simon Tampubolon. Adapun materi yang disampaikan adalah tentang membuat pupuk Potosintesis Bakteria (PSB). Tidak hanya teori, Simon juga mengajak guru-guru dari SDN 10 dan SDN 5 Simpang Hilir yang hadir dalam workshop tersebut diajak untuk praktek membuat pupuk.

Simon Tampubolon saat menerangkan (menjelaskan) cara-cara untuk membuat pupuk potosintesis bakteria kepada peserta workshop guru (30/11). (Foto : Yayasan Palung).

Dalam penjelasannya, Simon menerangkan cara-cara untuk membuat pupuk potosintesis bakteria dengan menyiapkan beberapa bahan seperti; 2 butir telur dan 3 sendok micin/msg. Selanjutnya kedua bahan tersebut dicampur hingga merata. Jika sudah tercampur rata, biarkan PSB selama 15-30 hari hingga berubah warna kemerahan dan selanjutnya PSB siap digunakan untuk pupuk.

Pupuk Potosintesis Bakteria (PSB) yang dibuat oleh guru-guru SDN 10 dan SDN 5 Simpang Hilir ketika mengikuti workshop guru yang diselenggarakan oleh Yayasan Palung. (Foto : Yayasan Palung).

Menurut simon, pupuk posintesis bakteria sangat baik digunakan agar dapat memperkuat tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Seperti terlihat, 16 orang peserta workshop yang terdiri dari bapak dan ibu guru dari SDN 10 dan SDN 5 Simpang Hilir yang mengikuti kegiatan tersebut dengan sangat antusias.

Semua peserta (Guru-guru dari SDN 10 dan SDN 5 Simpang Hilir) yang mengikuti workshop guru di SDN 10 Simpang Hilir (30/11). Foto : Yayasan Palung

Seperti diketahui, SDN 10 Simpang Hilir adalah merupakan sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten, di Kabupaten Kayong Utara.

Kegiatan workshop guru yang dilaksanakan tersebut tetap melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan, kegiatan pun dilaksanakan hanya setengah hari saja.

Semua rangkaian kegiatan dilaksanakan sesuai rencana dan mendapat sambutan baik dari semua peserta.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: