Gunung Palung Orangutan Conservation Program
Kebakaran hutan dan lahan hingga saat ini masih terjadi. Beberapa dampak dari karhutla dan kabut asap pun sangat dirasakan seperti berbagai aktivitas masyarakat dan anak-anak sekolah.
Sekolah-sekolah seperti di Kabupaten Kayong Utara dan Ketapang hingga saat ini masih diliburkan akibat terjadinya karhutla yang menimbulkan kabut asap pekat.
Mengutip pemberitaan dari laman Kompas.com, menyebutkan; “Dari tanggal 13-16 September 2019, tercatat 529 kasus penderita ISPA,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Ketapang Basaria, Senin (16/9/2019).
Beberapa penyebab terjadinya kebakaran sebagian besar terjadi di lahan konsesi. Beberapa waktu lalu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyegel 26 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat yang konsesinya terbakar.
Mengutip dari laman mongabay.co.id, pada Selasa (17/9/2019), berikut nama-nama perusahaan yang lahannya terbakar :
Tiga lahan korporasi perkebunan kelapa sawit yang disidik antara lain seperti :
KLHK juga menyegel 2 lahan korporasi hutan tanam industri [HTI]:
Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Didi Haryono mengatakan, hingga saat ini pihaknya tengah memproses 66 tersangka, dari 66 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di seluruh wilayah Kalimantan Barat. “Dari 66 kasus Karhutla itu, sebanyak 15 kasus diantaranya dilakukan oleh korporasi atau pihak perusahaan,” kata Didi seperti dilansir dari Antara, Selasa (17/9/2019) kemarin.
Didi mengungkapkan, dari 15 kasus korporasi, dua kasus saat ini dalam proses penyidikan dan 13 kasus dalam proses penyelidikan.
Akibat kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Desa Penjalaan, area yang terbakar api adalah jalan akses perbatasan desa dan jalan alternatif keluar desa di desa Penjalaan, pada Rabu (18/9/2019) kemarin.
Segala upaya sudah dan terus dilakukan oleh tim Gabungan TNI, Polri dan Manggala Agni seperti di Ketapang dan di KKU untuk mengatasi persoalan ini (Karhutla). Mereka melakukan patroli dan pemadaman dari pagi hingga malam hari (tidak mengenal waktu lagi, mereka terus memadamkan api hingga saat ini).
Jika Karhutla dan kabut asap tak kunjung usai akan semakin berdampak tidak baik bagi semua aktivitas masyarakat.
Berharap, Karhutla dan kabut asap cepat berlalu dan aktivitas masyarakat bisa berjalan normal seperti biasanya.
Sumber Tulisan dan data: (Ditulis dan diolah dari berbagai Sumber)
Petrus Kanisius-Yayasan Palung