“REBONK” Jadilah Penggerak Bukan Sekedar Pengikut, Tunjukan Aksimu 


Foto bersama setelah semua rangkaian kegiatan Pelantikan Rebonk angkatan ke-9 selesai dilakukan. Foto dok : Yayasan Palung

“Jadilah penggerak, bukan Sekedar Pengikut”, pesan tersebut disampaikan oleh pembina relawan kepada anggota Relawan Rebonk yang baru, pada Minggu 5-7 April 2019, kemarin di Dam Aik Keladi, Dusun Mentubang, Desa Harapan Mulia, Kec. Sukadana, Kayong Utara.

Setidaknya 16 relawan muda Rebonk angkatan 9 yang telah dilantik,
Beberapa kegiatan yang dilakukan selama 3 hari dalam pelantikan relawan Rebonk (Relawan Bentangor untuk Konservasi) angkatan ke-9. Relawan Rebonk merupakan para relawan muda binaan Yayasan Palung. Dalam kegiatan tersebut mereka isi dengan berbagai kegiatan diantaranya melakukan diskusi tentang kerelawanan, materi tentang konservasi, materi terkait flora dan fauna.

Selanjutnya, Berbagi cerita tentang kerelawanan dan motivasi dari staf Yayasan Palung dan direktur Yayasan Palung, Terri Lee Breeden menyempatkan diri untuk hadir dalam kegitatan tersebut. Terri menyampaikan, bahwa relawan harus memiliki semangat dan motivasi tinggi untuk melakukan hal-hal kecil terutama peduli dengan lingkungan sekitar tentunya dengan berbagai aksi nyata.

16 orang Relawan Rebonk angkatan ke-9 yang baru dilantik. Foto dok : Yayasan Palung

Relawan tak hanya konservasi, tetapi juga membaur dengan masyarakat

Kegiatan diskusi bersama dengan masyarakat setempat untuk menggali informasi potensi dan sejarah di dusun tempat kami berkegiatan. Selain itu, Relawan Rebonk angkatan ke-9 juga diajak untuk membaur bersama masyarakat. Pada kesempatan berdiskusi bersama masyarakat, mereka (relawan) diajak untuk membiasakan diri berani tampil dan membaur di masyarakat. Termasuk anggota relawan yang lama dan baru diajak untuk berani tampil memimpin jalannya diskusi.

Ketika berdiskusi, banyak informasi dan motivasi yang didapat oleh relawan rebonk yang baru dari masyarakat setempat. Diantaranya Relawan Rebonk bisa menggali informasi tentang sejarah asal usul nama daerah dusun Mentubang yang asal muasal namanya dari kata (antu bang). Di wilyah tersebut berdasarkan keterangan dari masyarakat, daerah yang memiliki potensi wisata seperti di Batu Tritip dengan pantainya, hutan mangrove, sekitar 9 ha hutan mangrove, Harapan Mulia hingga Simpang Hilir. Selain itu, di Dusun Mentubang, rencananya Kepala Dusun bersama masyrakat akan menjadikan lahan-lahan pertanian menjadi potensi wisata pertanian. 

Saat Relawan Rebonk berdiskusi bersama dengan masyarakat di dusun Mentubang. Foto dok : Yayasan Palung

sebagian besar masyarakat Mentubang adalah petani yaitu sekitar 60 %, nelayan 20%, sisanya swasta. Adapun pertanian masyarakat di desa Mentubang adalah padi, berbagai jenis kacang dan sayur-sayuran, durian, mangga, kelapa, sahang dan pisang. Berdasarkan keterangan  Erkan, selaku Kepala dusun Mentubang mengatakan, di dusun mereka ada sekitar 29 hektar kebun kelapa dan ada 50 – 100 ha berupa kebun durin.

Adat istiadat masyarakat pun masih kuat di jalankan di Mentubang misalnya adat istiadat naik ayun dan potong rambut (untuk anak yang baru lahir), adat tumbang apam (adat alih nama/adat ganti nama). Adat istiadat mandi Pengantin (Acara adat sebelum dilangsungkan pernikahan) dan mandi bunting (acara ibu hamil mandi saat kandungan berusia 7 bulanan).

Setelah melakukan diskusi dengan masyarakat, kegiatan yang bertajuk pelantikan anggota Rebonk, angkatan ke-9 melakukan Baksos (bakti sosial) bersama masyarakat dan pemuda Masjid dengan melakukan bersih-bersih di pemakaman umum masyarakat setempat.

Ketika Relawan Rebonk melaksanakan Baksos bersama masyarakat di pemakaman umum masyarakat. Foto dok : Sidiq Rebonk
diskusi bersama Relawan terkait materi kerelawanan. Foto dok : Yayasan Palung

Beberapa pesan oleh Pembina Rebonk untuk anggota baru angkatan ke-9 : JADILAH PENGGERAK BUKAN SEKEDAR PENGIKUT…!!!. Tidak hanya itu, dalam kesempatan itu juga disampaikan bahwa relawan itu harus memiliki ketulusan dan kesadaran terlebih harus berani menyebarkan virus konservasi dengan aksi-aksi nyata yang berpihak kepada lingkungan dan alam sekitar.  

Lebih lanjut, Pembina Rebonk Simon Tampubolon, dari Yayasan Palung mengatakan, “Jika kamu tidak mampu untuk terbang, maka lari. Jika kamu tidak bisa lari, maka jalan. Jika kamu tidak mampu berjalan maka merangkaklah. Lakukan apapun yang bisa kamu lakukan yang penting terus bergerak”.

Saat dilaksanakannya pelantikan anggota relawan Rebonk angkatan ke-9. Foto dok : Yayasan Palung

Hal yang sama juga disampaikan Abdul Samad dari Yayasan Palung yang saat itu mewakili F. Wendy Tamariska (selaku pendiri relawan Rebonk), mengatakan; “Relawan Rebonk tidak harus berani menunjukan aksi-aksi nyata untuk peduli dengan lingkungan sekitar di Tanah Kayong. Relawan harus berani berperan, peka dengan kesadaran dan memberi contoh baik kepada masyarakat dan lingkungan dengan aksi peduli tentang apa saja yang bisa dilakukan terutama terhadap lingkungan sekitar seperti menanam pohon, aksi-aksi peduli sosial. Tunjukan aksi-aksi kalian tentunya dengan kegiatan yang positif”

Rangkaian acara selanjutnya adalah pelantikan anggota baru relawan Rebonk yang baru  (RebonK angkatan ke-9). Pada acara pelantikan Relawan Rebonk, hadir pula peserta undangan dari Relawan Tajam dan Sispala Land. Setelah rangkaian acara pelantikan selesai dilakukan, selanjutnya semua peserta (panitia dan peserta) melakukan bersih-bersih sampah di sekitar tempat kami berkegiatan (di lokasi sekitar pertanian/kebun masyarakat, di kebun bapak Aspen). Semua rangkaian kegiatan berjalan sesuai rencana dan mendapat sambutan baik dari masyarakat dusun Mentubang.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: